Berjalan di lorong yang ramai, ditemani suara siswa-siswi Langit Biru yang saling saut-menyaut menunggu bel berbunyi. Sepasang teman tengah berjalan menuju ke kelas mereka, salah satu darinya tampak sedang berada dalam suasana hati yang baik, sementara yang satunya lagi tampak lebih diam dari biasanya.
"Vi, nanti kira-kira di kantin ada makanan apa aja, ya? Laper banget gue,"
"Nanti pulang kita kemana gitu, yuk! Kita kan belum pernah pergi-pergi bareng Vi,"
"Menurut lo enaknya kita pergi kemana ya?"
"Vi? VIONAAAA!!!"
Kyra yang terheran dengan temannya yang seketika berubah menjadi pendiam, akhirnya ia guncangkan seluruh tubuh Viona agar perempuan tersebut kembali ke alam sadar, dan perbuatan itu berhasil membuat Viona kembali ke realitas.
"Hah? Kenapa?" tanya Viona membuat Kyra menatapnya dengan ala-ala bombastic side eye.
"Lo aja sering negur gue kalau gue bengong, sekarang lo sendiri yang bengong. Memangnya lo kenapa, sih? Lagi ada masalah? Sini cerita sama gue." Sangat nampak pada Kyra bahwa Viona sedang mengalami sebuah peperangan pikiran sehingga ia tidak sadar akan sekelilingnya.
"Apaan, sih? Orang gue gak kenapa-kenapa," bohong Viona.
"Pendusta! Muka lo udah kayak orang sembelit gitu," ledek Kyra yang semakin mengintimidasi untuk menguak kebenaran yang disimpan oleh Viona seorang diri.
"Enak aja lo, lagian kalau gue cerita lo gak bakal percaya," ujar Viona sebagai alasan karena dirinya masih mempertimbangkan apakah ia harus memberi tahu Kyra atau tidak.
"Kalau cerita lo gak masuk akal manusia, ya gue gak bakal percaya lah."
Viona kembali berperang sendirian di dalam pikirannya, mengabaikan Kyra yang masih menunggunya berbicara.
Triiinggg...
Bunyi bel yang berdering menembus dinding ke dinding telah menyelamatkan Viona untuk sekarang.
"Nah udah bel, yuk ke kelas," ajak Viona mengalihkan topik pembicaraan mereka seraya menarik lengan Kyra yang merujuk kesal karena temannya yang masih tidak mau memberitahunya alasan mengapa ia sikapnya tak nampak seperti biasanya. Namun, Kyra pun tetap bersikukuh membujuk Viona untuk bercerita.
"Ayolah Vi, kan siapa tahu gue bisa bantu lo. Lo gak tahu ya kalau cerita ke teman itu bisa mengurangi stres?" bujuk Kyra membuat Viona tersadarkan bahwa ia tak akan bisa kabur dari Kyra, Viona menghela napasnya menyerah.