Di kantin yang ramai dipenuhi manusia-manusia lapar, Arsenio dan teman-temannya yang lain duduk di tempat biasa mereka makan, bahkan semua orang tahu meja tersebut milik mereka sampai-sampai tidak ada yang berani menduduki tempat itu.
Sayang banget si Kyra masih kurang enak badan, tadinya gue pengen membabukan dia buat ngantri beliin gue makanan, sebenarnya gue bisa ngantri sendiri atau nitip salah satu teman gue, tapi gue pengen isengin Kyra aja. Lagipula dia kan harusnya jadi sekretaris gue. Asik sekretaris gak tuh, udah serasa kayak bos aja gue, lamun Arsenio.
"Woi, Sen. Bengong aja lo, mau nitip gak?" Niel menepok pundak Arsenio menyadarkannya dari kereta pikirannya.
"Kira-kira kalau kurang enak badan, enaknya makan apa?" tanya Arsenio membuat teman-teman gue mengerutkan keningnya sedikit karena bingung ketika ia menanyakan sesuatu yang tidak biasa.
"Memangnya lo kurang enak badan, Sen?" tanya Adelina membuat Arsenio tersadar akan pertanyaan yang baru saja ialontarkan tadi.
"Nggak kok nggak, gue lagi pengen makan yang kuah-kuah aja," elak Arsenio.
"Ya udah, gue pesenin bakso ya." Niel baru saja mau berbalik badan tapi segera dihentikan lagi oleh Arsenio.
"Eh tunggu, pesenin gue dua ya," pinta Arsenio.
"Lo kelaparan apa gimana deh, Sen?" tanya Chloe yang juga akan pergi memesan bersama Niel.
"Udah gak usah banyak tanya, sana cepat," usir Arsenio kepada mereka berdua membuat mereka akhirnya mengikuti saja apa kata Arsenio tanpa membantah lagi.
Setelah Niel dan Chloe datang kembali dengan dua mangkuk bakso beserta alat makannya, Arsenio beranjak dari kursinya dan mengambil kedua mangkuk bakso tersebut dengan hati-hati.
"Sekarang gue mau ke cabut dulu, jangan ada yang ikutin gue ya," peringat Arsenio. Sebelum teman-temannya dapat bertanya-tanya lagi, Arsenio langsung cus pergi dari kantin meninggalkan mereka terheran-heran akan sikapnya yang tidak biasa.
"Kayaknya tuh anak lagi sengklek otaknya, ga ada bener-benernya dari tadi." Gilang menggeleng-gelengkan kepalanya diikuti oleh Niel. Sementara di sisi lain, para wanita di lingkaran pertemanan itu mulai curiga, terutama Adelina.
"Chloe.. Kyra juga gak ada di kantin, tapi temannya ada," bisik Adelina kepada Chloe. Semakin meningkatlah rasa curiganya terhadap Arsenio dan Kyra, membuatnya geram memikirkan hal yang mungkin saja terjadi. Chloe berusaha menenangkan Adelina yang sudah terlihat kesal dengan mengusap-usap pundaknya.
"Nggak lah, Del. Ngapain Arsen rela-rela beliin makanan buat cewek itu. Mungkin dia beneran lagi mau makan sendiri, di sini kan lumayan berisik." Adelina mengangguk pelan walaupun masih sedikit tidak percaya.
──── ♡ ────
"Rapatnya sampai sini dulu aja, kalian boleh istirahat," ucap Theo membubarkan rapat osis yang tengah berlangsung sebelum bel istirahat dikumandangkan tadi. Semua anggota osis mulai meninggalkan ruangan untuk menghabiskan waktu istirahat mereka, Theo pun keluar dari ruang osis dan tak lupa mengunci pintunya.
Theo pergi menuju kantin untuk memesan semangkuk bubur, namun bukannya mengambil tempat di salah satu meja, ia malah membawa semangkuk bubur itu keluar dan menuju sebuah kelas.