"Hachii!" bersin seseorang. Kyra tak heran lagi dirinya akan pilek karena sedari kemarin ia sudah tidak enak badan, suhu badannya pun mulai terasa panas. Tak lama kemudian, pintu kamar Kyra terbuka oleh Flora yang masuk membawa nampan beserta semangkuk bubur dan segelas air hangat, tak lupa obat khusus untuk meredakan demam.
"Ya ampun, kok kamu bisa tiba-tiba sakit, sih?" tanya Flora dengan kekhawatiran melihat cucunya yang terbaring sakit di tempat tidurnya didampingi tisu-tisu bekas yang bertebaran sejak semalam. Flora duduk di ujung kasur setelah menaruh nampan yang ia pegang di atas nakas.
"Yuk bangun, kamu harus makan dulu, biar cepat sembuh," bujuk Flora dengan nada lembut seraya menarik pelan selimut yang menutupi seluruh tubuh Kyra. Kyra akhirnya menuruti permintaan neneknya dan menyibak seluruh selimutnya. Kyra mengambil mangkuk yang terletak di atas nakas dan perlahan memakannya.
"Nenek turun dulu ya, kalau sudah selesai taruh lagi aja di nakas, nanti Nenek yang beresin." Kyra mengangguk dan Flora pun pergi keluar dari kamar Kyra setelah memastikan Kyra makan dengan baik.
Tiba-tiba, terdengar sebuah lagu K-pop yang keluar dari ponsel Kyra, menandakan ada panggilan telepon yang masuk. Kyra mencabut ponselnya terlebih dahulu dari kabel charger sebelum melihat nama kontak yang tertera di layar ponselnya. Setelah mengetahui bahwa yang meneleponnya adalah Viona, Kyra memencet tombol berwarna hijau untuk mengangkat teleponnya.
"KYRAAAA, LO DI MANA? INI UDAH TELAT BANGET!" teriak Viona di sisi lain dari telepon, membuat Kyra harus menjauhkan ponselnya dari telinganya.
"Gue sakit, Vi. Kayaknya gue izin gak masuk dulu," ujar Kyra.
"Ih iya suara lo kedengeran bindeng, lagian sih waktu itu lo hujan-hujanan," omel Viona membuat Kyra terkekeh.
"Ya udah, get well soon anak ayam, nanti gue bantu bilang ke sekretaris kelas biar absen lu gak alfa." Kyra mengucapkan terima kasih kepada Viona sebelum mengakhiri telepon karena waktu pelajaran sudah akan dimulai.
Usai berteleponan dengan Viona, Kyra menaruh kembali benda pipih yang ia pegang ke atas nakas, lalu ia menghabiskan sisa bubur yang masih ada di dalam mangkuk. Setelah itu Kyra meneguk air hangat yang disediakan neneknya, tak lupa juga ia meminum obat. Merasa sedikit membaik, Kyra memutuskan untuk mandi, ia terasa sangat gerah dan lengket.
Seusai membersihkan diri, Kyra mengambil sedikit waktu untuk membawa turun mangkuk dan gelas yang tadi ia gunakan dan menaruhnya di wastafel, tadinya ia ingin mencucinya sekalian, tetapi di waktu yang sama Flora masuk ke dalam dapur dan langsung menyuruh Kyra untuk beristirahat saja. Kyra pun menuruti perkataan neneknya dan naik kembali ke kamarnya. Ia membaringkan tubuhnya yang masih terasa lemas di atas ranjang dan mulai melamun menatap langit-langit.
Lalu sebuah notifikasi dari handphonenya masuk, memecahkan Kyra dari lamunannya. Walaupun dirinya lemas, Kyra tetap menyempatkan diri untuk membalas pesan yang masuk, ditambah Kyra memiliki kebiasaan merespons chat dengan cepat.
"Gak jelas ihhh, auah." Kyra menggerutu sendiri melihat isi ruang obrolannya dengan Arsenio. Ia memutuskan untuk meninggalkan pesannya dalam keadaan terbaca saja karena bisa-bisa ia malah semakin tambah pusing menanggapi ketidakjelasan Arsenio. Kyra menaruh ponselnya dengan asal di atas kasur, lalu ia memutuskan untuk kembali tidur ketika merasa kepalanya menjadi berat.