Hari berganti hari, sudah seminggu berlalu dan tidak butuh waktu lama untuk Kyra pulih dari sakitnya. Selama seminggu itu, setelah menyadari betapa kakaknya sangat menyukai Arsenio. Ia berusaha sebaik mungkin untuk menghindari Arsenio, terutama ketika Adelina ada di sekitar mereka. Menghindari Arsenio bukanlah hal yang mudah, apa lagi Arsenio masih gemar mengusik kehidupannya.
"Nih anak kenapa kabur mulu ya setiap ada gua? Apa dia lagi menghindar dari gua?" Arsenio tak habis pikir melihat tingkah laku Kyra setiap kali mereka berpapasan. Mau beberapa kali dipikir-pikir, tidak ada jawaban yang tepat untuk pertanyaan yang dimiliki Arsenio. Setelah sekian lama bertanya-tanya pada dirinya sendiri, ia menyerah dan memutuskan untuk mengeluarkan ponselnya.
──── ♡ ────
"AHAHAHAH YA AMPUN." Kyra tertawa terbahak-bahak melihat tingkah lucu seorang pelawak yang sedang tampil di televisi, ia memegang perutnya yang kesakitan karena terlalu banyak tertawa sedari tadi.
"Astaga Kyra, ketawanya gede banget, nanti gempa lho," gurau Flora dari dapur yang sedang memotong sayur-sayuran untuk makan malam nanti.
"Hehe abisnya kocak banget ini, Nek, sampai nangis Kyra." Kyra menghapus air mata yang sempat keluar, lalu ia mengecek ponselnya mendapatkan sebuah notifikasi pesan dari Arsenio. Kyra tidak ingin membalas pesannya tapi karena Arsenio berulang-ulang kali men-chatnya, sepertinya ini adalah hal yang urgent.
Kyra mengernyit heran, tumben-tumbenan Arsenio mengiriminya pesan spam seperti ini. Kedua ibu jarinya segera menari di atas papan ketik.
Kyra menatap jam yang tertera di layar ponselnya, sudah tiga jam setelah Kyra pulang, tetapi tidak ada tanda-tanda kepulangan Adelina sedari tadi. Kyra terlalu tersangkut menonton televisi sehingga ia tidak sadar kalau kakaknya belum pulang, tidak seperti biasanya.
Dengan tergesa-gesa Kyra memesan ojek online seraya mengambil tas selempang berwarna merah muda. Lalu segera ia memasukkan kedua kakinya ke dalam sandal crocs miliknya.
"Nek, Kyra pergi keluar sebentar ya!" Sebelum Flora dapat menjawab, Kyra sudah menaiki motor ojol yang dipesannya. Dengan penuh kerisauan ia meminta tolong agar motornya dilaju lebih cepat lagi. Sembari berdoa dalam hati ia mengharapkan agar kakak satu-satunya tidak kenapa-kenapa. Setelah melalui beberapa menit dalam perjalanan, Kyra sampai di tempat yang Arsenio kirimkan alamatnya. Kyra menemukan dirinya tengah berada di depan gedung mall
"Kyra," panggil seseorang membuat Kyra membalikkan tubuhnya mengarah ke sumber suara.
"Kak Arsen! Kak Adel di mana? Kak Adel gak kenapa-kenapa, kan?" tanya Kyra yang masih tidak tenang ketika ia melihat Arsenio seorang diri tanpa Adelina.
"Kita masuk dulu, ya?" Kyra mengangguk, berfikir bahwa mungkin Adelina ada di dalam. Setelah menaiki lift ke lantai lima, Arsenio berhenti di depan sebuah bioskop.