Banyak hal yang telah terjadi pada Kyra semenjak ia bersekolah di Langit Biru. Bahkan belum genap satu semester sejak ia menginjakkan kaki di gedung sekolah Langit Biru. Semua perundungan yang ia dapat membuatnya jadi lebih sering berhati-hati kemana pun ia pergi. Apalagi setelah mengetahui bahwa di balik semua perbuatan ini adalah kakak tersayangnya dan teman-temannya.
Kini Kyra tengah berada di perpustakaan pada waktu istirahat untuk menyicil belajar karena sebentar lagi ujian akhir semester akan dimulai. Selain untuk belajar, ia juga memilih untuk menetap di perpustakaan agar ia tak bertemu dengan Arsenio ataupun kawan-kawannya. Di sampingnya, ada Viona yang menemaninya belajar, namun bukannya belajar ia malah asyik mendengarkan lagu menggunakan earphone miliknya.
"Heh, bukannya belajar, malah asyik sendiri," tegur Kyra sambil menyenggol bahu Viona.
"Ih kayak lo beneran belajar aja, paling lo di sini cuma karena mau menghindar dari Kak Arsen," balas Viona yang memberi Kyra bombatic side eyes sebelum mematikan pemutar musiknya dan melepaskan earphone yang menyumbat kedua lubang telinganya.
"Enak aja, orang gue beneran belajar kok," ujar Kyra tak mau kalah seraya menunjukkan buku tulisnya yang penuh catatan-catatan materi pelajaran.
"Hehe, udah sih chill aja, ujiannya juga masih minggu depan," kata Viona dengan santai, lalu ia kembali mengasingkan dirinya dengan musiknya itu. Kyra menggeleng-gelengkan kepalanya sebelum kembali terpaku pada buku catatannya.
──── ♡ ────
Hari ujian telah tiba, Kyra sudah menghabiskan seminggu penuh untuk belajar agar dirinya siap menghadapi ujian tujuh hari ke depan. Sekarang ia hanya berharap dirinya bisa satu ruangan ujian dengan Viona dan tidak satu ruangan dengan siapa pun dari lingkaran pertemanan Arsenio. Kyra dan Viona berjanji untuk bertemu di depan sekolah sebelum masuk agar mereka dapat melihat ruang ujian mereka bersama.
"NOOO KITA BEDA RUANGAN!" teriak Viona setelah mengetahui ia dan Kyra akan berada di ruangan yang berbeda selama beberapa hari ke depan. Viona dimasukkan ke ruang tujuh sementara Kyra akan berada di ruang lima.
"Kenapa harus digabung sama kelas sebelas dua belas, sih??" rengek Viona.
"Kita masih bisa ketemu, kok, Vi."
"Ih lo kayak gak kecewa gitu, lo udah gak sayang sama gue, ya??"
"Alay lo, udah ah, gue mau ke kelas, baiiii." Kyra dan Viona akhirnya berpisah untuk menuju ke ruang ujian mereka masing-masing.
Setelah menemukan pintu kelas dengan kertas angka lima, Kyra masuk dan mengitari kelasnya untuk mencari meja dengan namanya. Tanpa mengecek siapa yang akan duduk di sebelahnya, Kyra lebih memilih untuk menyibukkan dirinya dengan membaca catatan-catatan yang sudah ia baca beratus-ratus kali.