Kamu pergi, aku sepenuhnya mati.
Pada dimensi yang berubah ketika patah hati, aku hanya ingin mengakhiri. Adakah cara lain selain menyakiti diri agar semuanya berhenti? Beri tahu aku karena sindrom Alice in Wonderland yang menurutku bodoh ini, semakin lama semakin tidak tahu diri.
Andai saja pertemuan itu hanya melibatkan perkenalan, bukan perasaan. Andai saja bukan kamu orangnya. Andai saja semua bisa lebih sederhana. Bahkan, aku masih berandai-andai pada hal yang tidak seharusnya ada.
Sayang, ini bukan dongeng Alice in Wonderland di mana semua terlihat menegangkan dan bahagia. Ini adalah sindrom Alice in Wonderland ketika kamu merasa kecil, disudutkan, dan tidak berarti. Atau, ketika kamu merasa terlalu besar hingga dunia tidak lagi punya tempat untukmu dan satu-satunya jalan keluar adalah pergi.
Akan tetapi, sebelum aku menghilang, kamu hadir memberikan lentera. Menuntunku hingga sampai pada warnawarni dunia. Setelahnya, lentera itu padam. Genggamanmu tak lagi bertaut. Kamu hilang dari pandangan.