Not Proscenium

Rima Selvani
Chapter #2

Dua: Metamorfosis Rasa Dua Orang Asing

Setiap hal yang asing, lambat laun akan menjadi candu jika kau menikmati kehadirannya. Seperti sebuah ice cream chocomint, mereka dua hal asing tapi bisa menjadi candu bagi penikmatnya.

***

Ketika bersama Alona, Ken selalu merasakan debaran jantungnya berdetak tak normal. Ia tau gejala yang ia alami bukan gejala penyakit jantung. Ken tidak sebodoh itu untuk, ia tau debaran itu ada hanya karena Alona. Entah bagaimana cara menghilangkan Alona di kepalanya, Ken sendiri tak tau.

Lelaki itu membelokkan mobil sport berwarna kuning mengkilat miliknya ke salah satu klub malam ternama di Jakarta. Lelaki itu bukan penikmat dunia malam, tapi karena tuntutan pekerjaan dan demi memperluas jaringan mau tak mau Ken harus mendatangi tempat itu.

"Alona mana?"

Ken baru saja memasuki ruangan vvip yang sengaja di pesan untuknya dan teman-temannya, tetapi baru saja sampai lelaki itu sudah ditodong dengar pertanyaan tentang Alona.

"Lo kayak gak kenal Alona aja, dia mana suka beginian," teriak Ken, salah satu alasan Ken tak suka berada di tempat ini adalah karena ia harus berteriak dulu agar suaranya di dengar. 

Sebenarnya Ken sama sekali tak tau Alona ada dimana. Mereka sama sekali tak berkomunikasi dan bertukar kabar. Hubungan mereka kini benar-benar hanya sebatas di depan kamera.

"Gue dengar Alona sekarang ada di Bandung."

"Iya, dia emang lagi kepengen liburan sendiri," jawab Ken. Ia sengaja menyembunyikan reaksi terkejutnya.

Setelah jawaban dari Ken tak ada lagi yang bersuara, hingga satu teriakan suara nyaring yang berjalan ke arah Ken dan teman-teman menarik perhatian mereka.

Ken diam. Wajahnya yang tadi biasa saja mengeras. Gadis mengunakan gaun malam berwarna hitam dengan potongan leher rendah memasuki ruangannya. Gadis dengan tinggi yang tak jauh beda dengan Ken kini bergabung dengan mereka. Membuka salam pertemuan dengan memeluk semua orang yang ada di sana kecuali Ken.

"Vioni, lo cantik banget malam ini."

Gadis itu Vioni Maharani. Model cantik yang kini sedang menjabat sebagai brand ambassador sebuah produk pakaian terkenal. Gadis itu tampak anggun dengan gaun malamnya dan polesan make up yang tidak terlalu mencolok tapi tetap terlihat berkilau.

"Malam ini doang cantiknya?" goda Vioni, ia mengerling nakal dan kini sudah beralih pada Ken yang masih duduk di sofa, bahkan ia sama sekali tak menyambut ke hadiran Vioni. Ken menatap gadis cantik dengan rambut hitam panjang itu tanpa minat sambil sibuk menyesap whiski pesanannya yang datang bertepatan dengan kehadiran Vioni.

Vioni menyadari kehadiran Ken, ia melangkah maju dan mencium pipi Ken yang tak menolak tapi juga tak menikmati.

"Baby, you don't miss me?" pekik Vioni, ia langsung duduk di sofa kosong samping Ken, menggelantungkan tangannya pada Ken yang mulai merasa tidak nyaman. Ken bergeser menjauh, Vioni malah makin menempel pada Ken. Lelaki itu muak sendiri di buatnya, dan langsung bangkit begitu saja.

"Whatsapp man?"

Ken melirik tajam. Ia kesal dengan keberadaan Vioni dan dengan lelaki yang sedari tadi menggoda Vioni.

Bukan.

Ken bukannya cemburu, ia hanya kesal karena tak diberitahu jika Vioni juga di undang. Kalau tau begitu lebih baik Ken menghabiskan waktunya dengan bermain ps5 dirumah.

"Honey, aku baru datang dan kamu mau pergi?"

Vioni menahan Ken untuk pergi. Ia menempelkan tubuhnya pada Ken dan semua mata di ruangan itu kini sudah berfokus pada mereka. Brian-lelaki yang sedari tadi menggoda Vioni- bahkan hanya diam menyimak.

Ken melepas pelukan Vioni pada lengannya, lalu berbisik "Not here."

Lihat selengkapnya