Omong kosong ini ternyata memakan waktu lama. Aku sudah berkali-kali merubah posisi dudukku, bahkan aku sudah berbaring untuk mengurangi pegal. Nyatanya, nyeri itu masih melekat.
Jujur, aku tidak menangis begitu menulis bagian akhir. Oh, tentu saja itu sarkasme. Umar sering sekali menggunakan itu di sekitar itu, walaupun kini frekuensinya sudah berkurang. Begitu kami menyadari penyebab perubahannya adalah warna biru, Wahyu menghindari penggunaan warna tersebut sekarang. Benar-benar menyusahkan. Maksudku, kami jadi harus melabeli warna tersebut dengan Yang-Tidak-Boleh-Terlihat.
Wah, jika kalian masih bertanya, bagaimana dengan akhir dari masalah ini? Kalian benar-benar tidak memahami ceritaku. Tentu saja semua cerita butuh akhir untuk menutupnya, dan aku kini sedang bersiap untuk menutupnya.