Hari ini, aku terbangun karena suara dering teleponku (Telepon masuk dari Brisha). Mataku yang masih menginginkan untuk terpejam, aku biarkan terpejam. Sedangkan tanganku meraih ponsel yang masih terus berdering di nakas.
“Hmmm, Apaan sih Bris. Pagi buta kaya gini telepon?” Ucapku dengan nada khas bangun tidur.
“Jadi ikut gak? Hari ini kita coba lihat-lihat kampusnya dulu!”
“Hmm, iya ikut. Aku ikut.”
“Wokeh siap. Otw ke rumah kamu ya Ca! Mandi sana!” Pungkasnya dan aku hanya ber Hmm ria menjawab ocehan Brisha.
Setelah telepon ditutup, aku membuka mataku, duduk sebentar lalu bergegas mandi dan bersiap-siap. Seperti biasa, Brisha masuk tanpa sepengetahuanku ketika aku sedang bersiap-siap. Ketika aku keluar dari ruangan dan sudah dalam keadaan siap untuk pergi ke kampus, aku melihat kamarku sudah rapi dan bersih dan aku menemukan Brisha yang sedang melipat selimutku.
“Thanks Brish, sering-sering ya. (nyengir)” Candaku.
“Sama-sama. Udah siap? Yuk berangkat!” Ajaknya.
Aku menganggukan kepalaku sembari tersenyum pada Brisha dan kami berangkat bersama.
Sebelum aku dan Brisha sampai di kampus, Bryan dan Aslan sudah sampai disana terlebih dahulu dan menunggu kami di depan gerbang kampus.
“Wah, tumben pada dandan!” Bryan melihat aku dan Brisha datang dengan gaya yang tidak biasanya.
“Iya dong harus” Jawab Brisha.
Tanpa panjang lebar, kami ber-empat segera memasuki kampus. Sebelumnya, kami sudah membuat janji dengan salah satu mahasiswa disana dan dia sekarang, dia sedang menunggu kami di taman kampus.
Kami segera menghampirinya. Terlihat, ia sedang duduk sendiri sambil membaca buku di kursi taman.
“Pagi kak.” Salam Bryan lalu menunduk dan diikuti aku, Brisha juga Aslan.
“Pagi. Sudah siap berkeliling atau perlu istirahat dulu?”
“Langsung aja kak, supaya gak terlalu siang.” Jawab Brisha.
“Mmm, Kak. Saya boleh bicara?” Aslan meminta Izin.