NOTHING

I | N
Chapter #4

Aku tidak ingin dia kecewa

Hari ini, kerja diliburkan. Aku, sibuk belajar untuk tes masuk sekolah tinggi dan teman-temanku melakukan aktivitasnya masing-masing. 


Di tempat lain, Aslan yang sedang duduk sendiri di atap rumahnya, dihampiri oleh Bryan.


“Oi, gue kira lu lagi belajar!” Sapa Bryan yang duduk di samping Aslan.


“Males” Jawabnya singkat seperti tak bersemangat.


“Tumben lu males belajar? Kenapa sih? Raneysha?” Tanya Bryan.


“Kalau lu ada di posisi gue, apa yang akan lu lakuin?”


“Mmmmmm, kalau situasinya bikin ganjel di hati ya gue bilang aja sama Raneysha kalau gue suka, terserah jawaban dia apa. Yang penting gue udah ngungkapin.”


“Gitu ya? Bukannya malah makin nyesek kalau nanti jawabannya gak sesuai sama keinginan?”


“Gak akan ada yang kekal di dunia ini, nanti juga nyeseknya ilang. Daripada nyesek seumur hidup gara-gara nyesel gak nyoba ungkapin perasaan.”


“Thanks bro, gue ada urusan mendadak!” Aslan meninggalkan Bryan di atap.


“Oi, lu gak mau ngajak gue? Jauh-jauh ke rumah lu, malah ditnggalin?” Celoteh Bryan yang masih terduduk di atap lalu menyusul Aslan turun ke bawah.


“Tuh kan, apa gue bilang. Lu suka sama Raneysha. Dulu aja didiemin, sekarang kalang kabut takut diambil orang.” Omelnya saat sudah ada di bawah.


Aku masih fokus pada buku bacaan dihadapanku. Tiba-tiba, pintu rumahku diketuk seseorang dari luar. Aku melihat jam dinding yang menunjukan pukul 07.30 malam.


“Aslan, ada apa malam-malam kesini?” Tanyaku ketika membuka pintu.


“Mmmm, ada waktu gak? Keluar bentar yuk!” Ajaknya.


“Kemana?” 


“Jalan-jalan deket sini aja, sekalian refresh pikiran biar gak mumet belajar terus.”


“Oh, ayo.” Aku tidak enak menolak ajakannya karena ia sudah sangat baik padaku.


Aku mengambil ponselku dan pergi bersama Aslan, tanpa aku tahu tujuan perjalanan kali ini.

Sepanjang perjalanan, aku dan Aslan hanya terdiam dan melihat suasana disekeliling kami. 


“Wah, indah.” Ucapku ketika melihat taman yang ditumbuhi banyak bunga mawar merah.


Aslan mendengar ucapanku dan mengajak duduk di kursi taman, tepat di depan bunga mawar indah itu.


“Kamu duduk dulu, Aku kesana sebentar ya!” Ucapnya lalu meninggalkanku sendiri.


Tak lama, Aslan kembali menghampiriku. Ia memberikanku satu cup minuman hangat. 


“Maaf ya, aku ganggu waktu belajar kamu.” Aslan mengawali pembicaraan.


Lihat selengkapnya