NOTHING

I | N
Chapter #10

Makna diriku

Aku telah selesai membereskan dan menjaga toko bunga sampai tutup di hari ini.  


"Wah, udah rapi. Sip, tepat pada waktunya." Bibi turun mengecek tokonya. 


"Aku pamit dulu Bi!" Pamitku.


Aku berjalan kaki, pulang ke rumah. Sesampainya di depan rumah, sudah ada mobil yang terparkir disana. Devan sedang berdiri di samping mobil. 


"Ca."


"Eh Dev, ada perlu apa?"


"Mau nemenin aku jalan-jalan gak?" 


Aku menyetujuinya dan kami pergi ke sebuah taman yang disana terdapat bunga mawar yang tersusun indah. 


"Kenapa ngajak aku kesini?" Tanyaku. 

"Kamu gak suka?"


"Bukan gitu, aku suka kok. Banyak bunga mawarnya disini." 


"Dia juga sama." Ucapnya sangat ambigu. 


Apa maksudnya dia memberitahu kalau dia sudah punya kekasih? Apa perempuan kemarin yang bersamanya itu? Maksud ucapanya kali ini benar-benar ambigu. 


"Ah, maaf. Kenapa gak jalan sama perempuan yang waktu itu.." Perkataanku terpotong, Devan menariku ke sebuah kursi di depan bunga mawar. 


"Kamu tahu gak, kalo arti nama kamu itu adalah bunga yang ada di depan kamu." 


Aku terdiam tak mengerti. 


"Raneysha, bunga mawar. Adena indah."


"Ah, aku baru tahu hari ini darimu. Yang kata kamu tadi suka sama bunga mawar siapa? " 


"Seseorang yang sangat spesial untukku. Kamu kenapa suka sama bunga mawar?" Tanyanya seperti tak ingin lebih jauh menceritakan seseorang yang spesial itu. 


"Karena indah dan berduri. Sama halnya seperti manusia. Ada sisi baik dan ada sisi buruknya juga. Tapi terkadang mereka ingin melihatnya sempurna. "


"Tanpa keburukan sedikitpun, tanpa merugikan dan hanya ingin diuntungkan."


"Hm, indah mahkota bunganya, wangi harumnya tapi bahaya pada durinya. Makannya, duri dihilangkan supaya mawar disukai banyak orang. "


"Satu keburukan mengalahkan seribu kebaikan. Karena duri, terkadang keindahannya terlupakan. Benar kan?"


"Iya, padahal mawar itu punya alasan tersendiri kenapa dia punya duri tajam."


Lihat selengkapnya