Beberapa hari yang lalu di Lembah Eigberth. Delapan orang pengintai sedang melihat seluruh perkemahan pasukan Kekaisaran Barat. Salah satunya adalah pemuda dengan pakaian kurir. Setelah berpura-pura mengalami kecelakaan, ia dirawat di salah satu tenda perkemahan tersebut.
"Saatnya mengeruk informasi." Ia mulai berkeliling menghampiri setiap tenda yang ia temui. Pemuda misterius yang mengeluarkan sebuah jurnal dan mulai mencatat seisi perkemahan, mulai dari jumlah pasukan, persediaan makanan, hasil riset, informasi pertahanan, dan rencana mengambil kembali Anne Howthrone dan Uriel Bue. Setelah beberapa jam mencatat berbagai macam hal, ia bersandar di salah satu pohon apel dan tiba-tiba saja sosok itu menghilang dan digantikan oleh seseorang yang diselimuti bayangan untuk berubah wujud.
"Tubuh pemuda ini, cocok untuk menyusup." Seres berkumpul bersama pengintai Forge DIstrict yang lain karena mendapat panggilan. Beberapa hari kemudian, Seres berhasil menyusup di dalam Forge District dan mengeruk beberapa informasi seperti letak-letak strategis, daya tahan dinding dan barrier, persediaan makanan, jumlah pasukan, dan daya kekuatan masing-masing jendral. Namun satu hal yang tak bisa ia mengerti, Mengapa Brunhilde orang terkuat di Forge District tidak dincantumkan dalam strategi mereka. Sangat mencurigakan.
Setelah perang gelombang pertama pecah, Seres ditugaskan untuk melemahkan barrier sehingga ia menuju divisi pertahanan dimana terdapat delapan ratus penyihir sedang memperkuat barrrier dipimpin oleh seorang kurcaci yang mengenakan sebuah topeng kayu dengan gambar senyuman lebar. Namun saat Seres ingin memasuki gereja, ia terhalang oleh sebuah pintu gerbang tak terlihat.
"Hei aku menyampaikan pesan ! Tolong buka gerbang ini !" Seres yang menyamar sebagai pemuda kurir menggebrak-gebrak penghalang tersebut. Terdapat satu hal lagi yang membuat heran, mengapa sebelum aku kemari barrier tidak mengalami regenerasi sedikitpun. Ada yang salah dengan gereja dan para penyihir ini" gumam Seres yang sedang berakting panik.
Ulfir membuat lingkaran sihir untuk membuka pintu gerbang masuk. Ia memerintahkan para penyihir membentuk formasi penyerangan. Namun terlambat, Seres mengeluarkan dua pedang hitam panjang yang keluar dari sikunya. Ia berlari dan membantai satu-persatu penyihir yang ada kemudian menghadapi Ulfir.
"Musuh telah terpancing, aku akan mengulur waktu." Ulfir menggenggam sebuah pedang.
***
"Inilah mengapa aku sangat membenci gauntlet, telah mengerti kekuatan yang tak seimbang antara penyihir dan manusia malah melawan. Kau kalah Caesar !" Eilmar mengayunkan pedang sihir dengan tangan kanan dan seratus pedang sihir yang tertancap di tanah mulai menyerang Caesar.
"Tak kusangka aku akan menggunakan ini sekarang." Caesar yang berusaha menghindari serangan Eilmar perlahan stamina yang dimiliki mulai berkurang.
"Teruslah menari dengan rapier mu Cesar !" Eilmar mengayunkan pedang sihir lebih cepat. Pedang-pedang sihir yang menghujani Caesar menjadi lebih cepat dan kuat. Satu pedang menembus kaki kiri dan memaksa ia untuk berlutut.
"Katakan dimana Anne Hawthrone !" Eilmar berjalan dan menodongkan pedang ke leher Cesar. Namun Cesar hanya menjawab dengan senyuman dan menundukkan kepala kemudian berguling dan menusuk kaki Eilmar menggunakan rapier.
"Ilmu rapier tahap 1, seribu duri mawar." Dengan kecepatan tinggi, Caesar menusuk beberapa titik vital Eilmar kemudian Caesar berdiri dan menendang pergelangan kaki Eilmar namun Elimar sempat menempekan tangan kirinya ke tanah."Sihir Surgawi, Gerbang Nirvana" mantra yang diucapkan Eilmar membuat mereka berdua terdorong oleh dinding raksasa bercahaya dari bawah tanah. Saat di udara Eilmar mengeluarkan sebuah lingkaran sihir dan mengeluarkan pedang bercahaya.
"Sihir Surgawi, Genggaman Nirvana." pedang yang dapat membesar sesuka hati, sangat merepotkan. Caesar yang berada di udara menahan pedang raksasa yang menuju dadanya. Eilmar berlari melalui pedang tersebut dan menendang wajah Caesar dengan lutut sebelah kanan yang menyebabkan ia terjatuh dan menabrak tanah. Eilmar pun juga terjun untuk mendaratkan tendangan ke tubuh Cesar. Kemudian terjadi dentuman yang luar biasa. Kaki kanan Eilmar dapat ditahan oleh dengan resiko rapier yang patah menjadi dua. Tanpa peduli akan hal itu, Cesar mengambil patahan tersebut dan ditancapkan pada kaki kanan Eilmar. Saat Eilmar ingin melangkah mundur, Cesar ikut terseret karena patahan yang menyangkut dan menancapkan patahan rapier yang lain di dada Eilmar.
"Keras kepala ! Kau tidak mengerti kata menyerah ya !" Eilmar mengayunkan tangan kiri kebawah dan turun sebuah pedang bercahaya raksasa yang menusuk punggung Caesar. Kedua murid dengan guru yang sama mengeluarkan volume darah yang berbeda. Saat punggung Caesar tertusuk dengan pedang raksasa, Ia berkali-kali mencabut dan menancapkan kembali rapier yang telah patah menjadi dua di tubuh Eilmar. Eilmar maupun Cesar mengalami luka pendarahan yang serius. Disisi lain Aglir dan Agnir berhasil memukul mundur unit udara Kekaisaran Barat dengan menghempaskan beberapa pasukan yang mendarat kembali menabrak pesawat pengangkut dan meledak. Benar-benar ada yang salah dimana lubang pada barrier yang belum kunjung pulih.
Jaggroth berdiri di depan pintu gerbang. Aura kegelapan yang kuat tiba-tiba memenuhi medan perang. Mengeluarkan buku sihir hitam dan mengeluarkan lingkaran sihir yang sangat besar. Dari lingkaran tersebut keluar awan hitam lebat yang keluar tanpa henti dan menyebar ke seluruh penjuru. Langit kemudian benar-benar tertutup oleh awan hitam dan banyak petir menggelegar. Turun hujan yang sangat lebat. Setiap tetesan air tersebut membangkitkan mayat yang telah mati dari sisi lawan maupun kawan untuk Jaggroth kendalikan. "Sihir kegelapan, Kehidupan kedua".
"Tuan Ulfir ! Tetaplah menjaga gerbang ! Aku yang akan menyelesaikan masalah mayat hidup ini." Alexander Cassius melompat dari dinding kemudian mengayunkan sebuah tongkat kayu menuju tanah. Dari dalam tanah keluar kayu yang merambat dengan cepat. "Sihir Kehidupan, Hidup Hanya Satu Kali". Akar-akar raksasa mulai menyerap esensi kegelapan dari mayat-mayat hidup kemudian dari serapan tersebut keluar aura menenangkan yang memulihkan sihir dan menyembuhkan luka para tentara Forge District.
"Setelah panah kegelapanku terserap sekarang hujanku malah seperti senjata bermata dua, Sialan kau penyihir sok suci !" Jaggroth mengeluarkan asap yang lebih lebat. Ia ingin menguji seberapa besar daya serap akar-akar milik Alexander. Hujan pun menjadi lebih lebat dan disisi lain, Alexander mengeluarkan akar lebih banyak dari dalam tanah. Hingga daya serap menjadi sepuluh kali lipat dari frekuensi hujan milik Jaggroth.
"Seluruh hujan kegelapan diserap ? Siapa sebenarnya dia ?" Jaggroth mundur perlahan dari gerbang. Disisi lain Alexander menyalurkan sihir dari akar dalam Forge District menuju hutan di luar dinding. Dengan cepat sihir itu merambat dan diserap oleh ratusan pohon yang terletak di luar dinding. Beberapa saat kemudian terjadi gerakan yang abnormal, pohon-pohon itu mulai berekspresi dan menjadi lebih tinggi. "Ent" mereka menyebutnya, raksasa leluhur yang menyerupai pohon, kini sedang mengepung pasukan Kekaisaran Barat dari belakang. Ribuan pasukan Kekaisaran Barat melambung di udara. Jaggroth tercengang melihat penampakan sihir semengerikan ini. Pasukan undead yang ia buat sekuat tenaga tiba-tiba lenyap dan kini pasukan raksasa pohon yang menusuk dari belakang karena hujan sihir hitam buatannya tentu memberi pukulan yang dahsyat bagi mental penyihir berwajah babi tersebut. Tanpa sadar ia dikuasai amarah dan melakukan sebuah sihir terlarang. Sihir yang membuat Alexander Cassius pun merinding. Dengan menggorok kedua tangan dengan salah satu tombak yang menancap, darah mengalir deras kemudian membentuk sebuah portal raksasa.
Portal tersebut mulai menyebar di seluruh tubuh Jaggroth, mengubah dirinya menjadi seorang monster raksasa seukuran para raksasa pohon. Bentuk semacam banteng tetapi memiliki cakar dan auman dahsyat mulai menghancurkan pasukan raksasa pohon satu persatu. Sementara itu dari belantara muncul tombak sepanjang sepuluh langkah yang membakar apa yang ia lihat. Tombak tersebut kemudian memendek kembali dan muncul sosok yang menggunakan sihir penguatan, Azui Serithel salah satu pilar Enmui.
"Siapa kau sebenarnya ? Sihir ini terlihat sangat familiar !" Azui berlari mendekati Forge DIstrict dengan meluncur menggunakan tombak bercahaya. Alexander Cassius tidak berkata apapun dan berdiri tegap di dinding gerbang.
"Tidak ada yang mampu merobohkan Forge District ! Kalian akan hancur bahkan sebelum Brunhilde datang !" Alexander mengangkat tongkat yang membakar kembali semangat tentara Forge DIstrict.
"Pidatomu boleh juga, Sihir Tombak Agung, Pelapisan Dewa !" Azui menghimpun tenaga dalam kuda-kuda kemudian ia mengayunkan tombak yang semakin membesar ke samping. Hingga tombak itu berubah ukuran sepuluh kali lipat dari ukuran normal kemudian ia ayunkan ke depan menuju Forge District. Saat itu muncul aura semacam bilah pisau yang membelah barrier kapanpun. Alexander tetap berdiri tegap kemudian membaca mantera.