Nothing but King

Anakbarunulis
Chapter #15

Hail Gungnir

Dalam dimensi kehampaan yang luas, apapun dapat terjadi. Fenrir Sang Serigala memancing Raksasa Gunung Bergrisar menjauhi para pembersih menara. Bergrisar adalah raksasa yang keluar melalui portal pemanggilan Grandmaster. Namun Fenrir merasakan ada yang berbeda saat mencengkram dan kini membawa tangan kanan Bergrisar. Aura yang bukan berasal dari sihir seseorang, melainkan aura yang sama dengan Fenrir dan penghuni menara.

Bergrisar melempar ratusan bebatuan yang memicu Fenrir untuk melompat kesana kemari dan menyemburkan gelombang kegelapan untuk menghancurkan puing puing yang tidak dapat ia hindari. Setelah bebatuan, kini raksasa gunung dengan kuat memancarkan lahar dari segala arah. Melihat hal ini Fenrir berdiri tegak dan tiba-tiba mengeraskan seluruh tubuh dan mengakibatkan benturan kemudian ledakan yang dahsyat.

"Menara ini menyembunyikan sesuatu yang tidak diketahui Grandmaster sekalipun, seperti raksasa gunung Bergrisar yang ia kira adalah salah satu sihir miliknya." Setelah jarak dengan para pembersih sudah jauh, Fenrir menelan tangan Bergrisar. Dengan daya lompatan yang kuat, Ia menerkam kepala Bergrisar dengan sangat cepat. Raksasa gunung itu berteriak kesakitan. Semakin erat gigitan Fenrir, kegelapan yang menyelimuti Bergrisar semakin melebar hingga pada akhirnya seluruh tubuh batu Bergrisar tertutup dan tertelan oleh kegelapan yang diserap oleh tubuh Fenrir. Seketika terlintas sebuah penglihatan dimana terdapat ruangan berwarna putih pekat dan seseorang mengenakan mahkota duduk terdiam dan tersenyum.

"Gambar-gambar apa itu ?" Tanya Fenrir dalam hati. Ia berjalan kembali menuju pertempuran sesungguhnya. Tidak tergesa-gesa dan mewaspadai segala arah menggunakan dua mata merah yang menyala.

***

Teriakan yang menggelegar dari iblis kegelapan yang sedang memegang Gungnir. Penampilan Grandmaster yang berubah drastis membuat Anne sedikit lengah sehingga mendapatkan serangan pertama yang dapat ditahan oleh Marduk. Ivartroth dan Largoth telah beberapa jam melakukan meditasi. Rambut dan lahar mereka perlahan berubah menjadi biru dan diselimuti es.

"Dua oon ! Dibilang batasi pergerakan Grandmaster malah bertapa. Dan juga, baru kali ini aku melihat kalian bertapa !" Merlin terlihat sangat kesal sembari merapal sihir bertubi-tubi di dalam lingkaran pamungkas yang ia buat. Mereka berniat membagi daya serang Grandmaster. Hart mengincar Gungnir, Manda dan Anne mengincar anngota pergerakan untuk mengurangi manuver iblis kegelapan yang sangat cepat, Nanda berusaha mengalihkan pandangan melalui serangan jarak jauh, dan Marduk berusaha menerima seluruh serangan yang dilakukan Grandmaster.

"Biar aku saja ! Kau mengganggu." bisik Anne kepada Manda sembari mengeluarkan katana dengan gelombang kegelapan yang sangat pekat.

"Sapphire, buktikan siapa dirimu." ujar Manda menghiraukan Anne, katana Manda membara dan mengeluarkan bara api merah yang sangat terang.

"Keras kepala. Skoll, Tebasan Kehampaan !" Anne dengan kuat mengayunkan Skoll dan seketika muncul tekanan udara sangat tajam yang memiliki tujuh cabang memutar dan mengiris pergelangan kaki Grandmaster bertubi-tubi hingga terputus.

"Sapphire, Warisan Leluhur ! Api Keadilan !" Sapphire berteriak hingga dari tebasan katana Manda, muncul seekor naga panjang yang melilit kedua pergelangan kaki Grandmaster hingga perut kemudian terbakar dengan suhu dua kali lipat dari matahari. Organ gerak iblis itu seketika hangus dan mencoba untuk regenerasi.

"Baldur, menyebar !" teriak Hart seiring dengan Baldur yang merambat menyelimuti Gungnir dengan berubah bentuk menjadi tanaman menjalar. Hart menggunakan Heimdallr untuk menepis dan membalas serangan Grandmaster. Pergerakan yang sempit membuat iblis itu berteriak sangat kencang.

Marduk berlari diiringi dimensi yang bergetar karena teriakan Grandmaster. Ia meluncur menggunakan Tanngnjostr dan menghantam perut Grandmaster bertubi-tubi menggunakan Tanngrisnir. Menggunakan "Roar of The Boar" Marduk menghajar seluruh tubuh iblis kegelapan dengan sekuat tenaga. Sedikit demi sedikit insting sebagai babi hutan benar-benar muncul. Marduk hanya bisa menggeram kencang saja sekarang.

"Gawat, Marduk menggila. Hei ! Sudah selesai kah meditasinya ?" Merlin berusaha menahan semua efek balik sihir di tubuh para pembebas menara. Mulai terjadi pendarahan saat Merlin memegang erat Frakir dengan kedua tangan. Largoth dan Ivartroth tetap bermeditasi.

Saat mereka sibuk dengan bagian masing-masing. Tiba-tiba Grandmaster mengaum ke arah langit dan menciptakan sebuah lingkaran sihir raksasa. Sejenak merasa merinding dan penasaran. Merlin sibuk mengendalikan Frakir dan merapal beberapa mantra. Terdengar suara gemuruh dahsyat dari atas diiringi Grandmaster tertawa.

"Biar aku yang atasi ! Teruslah menghajar hingga penghabisan !" Merlin merasakan sihir dengan daya hancur yang dahsyat. Dari lingkaran sihir raksasa di atas mereka, Turunlah sebuah trisula raksasa dengan besar dua kali lipat dari Fenrir. Muncul rasa ketakutan, merinding, dan ingin mundur di antara mereka semua.

"Jangan mundur atau aku akan membunuh kalian ! Percayakan padaku !" Merlin mengeluarkan sebuah tangan raksasa berzirah transparan dari dalam lingkaran sihir yang melaju ke atas dan bertabrakan dengan trisula raksasa.

Lihat selengkapnya