"Aku ingin meminjam namamu untuk menyerang Enmui." ujar Hart tanpa basa-basi kepada Brunhilde yang sedang duduk di meja panjang untuk makan besar.
"Kau mau apa dengan Enmui ?" Brunhilde meneguk beberapa botol ale dan menelan tiga kaki babi hutan bakar.
"Urusan bisnis dan sedikit dendam pribadi." Hart sedikit melirik Anne. Disisi lain, Manda dan Nanda dengan lahap menyantap beberapa telur rebus yang dilumuri dengan keju khas buatan para kurcaci.
"Bisnis ya ? Kalau begitu, kedua pihak tentu harus diuntungkan." ujar Brunhilde menatap Anne dan Hart.
"Aku berencana menyerang sepuluh tambang logam Fre yang dikabarkan terhubung dengan penjara orang-orang Gauntlet untuk diperdagangkan. Kau berhak mendapatkan semua tambang tersebut dengan tiga buah untuk Vell Hellstain sedangkan sandera-sandera tersebut untukku. Bagaimana ?" Hart sedikit meneguk gelas susu yang ia pesan.
"Jadikan dua belas tambang !" sahut Brunhilde tegas.
"Baiklah." jawab Hart menghela nafas.
Brunhilde melempar sebuah kotak yang berisi dua belas bendera Forge District. Ia mulai menjelaskan bahwa dengan mengganti bendera di setiap tambang yang mereka kuasai dengan bendera-bendera Forge District maka secara hukum dan pengakuan, tambang-tambang tersebut resmi milik Forge District.
"Segeralah pergi, Aku yakin ini hanya antara kalian dan Enmui. Kupastikan tidak ada pihak ketiga." ujar Brunhilde tegas dengan membawa surat yang ia teleportasi melalui sihir.
Mereka berempat berpamitan dan keluar dari istana. Brunhilde kembali duduk di singgasana diikuti Vell Hellstain yang bersandar di samping singgasana.
"Valhalla berkembang sangat pesat." bisik Vell tertawa.
"Bukan hanya Valhalla. Secara tidak langsung kharisma Hart mengaktifkan Uriel Bue. Aku bersyukur peperangan dimulai kembali. Mungkin untuk beberapa peperangan kedepan akan menjadi giliranku. Terlalu banyak yang dikorbankan untuk memanggilmu. Caesar juga menghilang tanpa jejak." bisik Brunhilde tegas.
Vell Hellstain tersenyum lebar dan kembali menghilang.
***
"Kau gila Hart ! Dua belas tambang ? Sungguh ?" Manda berbisik lirih.
"Sudahlah. Aku yakin kau pasti akan terkejut." Hart tersenyum.
Anne Hawthrone, merasa tersisihkan dan menyerobot ditengah Hart dan Manda. Sementara itu, Nanda Hammer tanpa henti masih terpesona dengan gabungan kebudayaan manusia dan kurcaci. Setelah beberapa percakapan tidak terasa mereka berempat sampai di sebuah penitipan kereta kuda sepi dan hampir kosong karena pasca perang.
"Kak Hart ! Kak Hart ! Kakak bertaring juga !" Jo Fahrt berlari menghampiri Hart dan Anne dengan rasa penuh kerinduan. Teriakan Jo Fahrt yang keras mengiringi ringikkan "Chesnut" yang juga merindukan mereka.
"Waaaahhh ! Chesnut ! Sini nak, siapa kuda paling tampan ? Siapa kuda paling berani ? Hah ! Hah ! Jawab ! Siapaaa kuda paling lucu ?" Hart menggelitik perut sahabat kecilnya hingga chesnut tersungkur.
"Hentikan, itu sangat menjijikan. Yang lebih penting lagi, lihatlah mereka." ujar Anne tegas dengan menunjuk Hammer bersaudara yang sedang mengobrak-abrik kereta Hart.
"Apa-apaan kereta ini ? Bau sekali ! Jangan harap kita akan pergi sebelum semua ini dibereskan ! Anne, Nanda, kemari dan bantu aku !" Manda membongkar seisi kereta Hart dimana terdapat beberapa sarung tidur lusuh, lentera dengan bau menyengat, beberapa peralatan makan, dan beberapa pakaian lusuh. Nanda lekas berlari kencang menuju pasar untuk membeli beberapa perlengkapan. Sementara Anne merapal sihir api ke pakaian dalam milik Hart yang sudah sangat lusuh dan bau. Bahkan mereka sempat menahan untuk muntah.