Nothing but King

Anakbarunulis
Chapter #20

Perkembangan Blackcrown

Di pinggiran sebuah belantara bendara hitam polos dengan gambar mahkota berkibar kencang. Hob dan Gob telah menyelesaikan dua aula kayu dan sekarang mengerjakan bagian interior. Penglihatan Merlin yang terkesan misterius karena tertutup topi lebar yang sebenarnya sedang tertidur pulas. Seekor siluman kera raksasa dengan tubuh penuh balutan perban berwarna merah karena pendarahan yang parah sedang terlentang di samping Merlin. Suara yang hanya diisi oleh hembusan angin terkesan sunyi dan menenangkan. Caesar menyantap sup dalam mangkuk ke 3.

"Jadi kalian bersama Hart Lowrealm. Dimana Ia sekarang ?" tanya Caesar dengan mulut penuh.

Marduk menceritakan bagaimana Hart ingin membuat pemukiman dan komunitas baru yang nanti menjadi benih sebuah kerajaan baru di Hellheim dan Midgard. Caesar tak menyangka bahwa anak kecil yang dulu selalu dikucilkan masyarakat sekarang memiliki ambisi besar yang mengerikan. Caesar juga menceritakan peperangan yang baru terjadi di Forge District kepada Marduk dan Varduk. Suku Slyth yang telah menyelesaikan pembangunan jalan menuju Blackcrown sedang beristirahat dan mengamati ladang kebun luas yang sangat indah bersama Largoth dan Ivartroth.

"Kalau begitu aku akan mengeluarkan barang-barang toko ku." Varduk meninggalkan mereka untuk mendirikan sebuah toko dan pandai besi baru dengan Hob dan Gob yang dalam mode terbang karena antusias yang sangat tinggi.

"Bagaimana ini ? Memang benar aura mengerikan mereka membuat siluman apapun akan mual tetapi mereka terlihat baik. Apakah kita panggil kepala suku Tgrall kemari untuk menjalin kerjasama ?" bisik Thrgorog dengan sangat lirih.

"Tidak mungkin kita membawa Tgrall kemari. Terlalu lama. Untuk saat ini kita mengamati pergerakan mereka dan mencari tahu seberapa besar tingkat bahaya mereka." Caesar menurunkan Thrgorog dari atas bahu.

"Sebagai pengikut pejuang Thgrrathral aku akan selalu mengikutimu." ujar Thrgorog membungkuk dan kembali menaiki bahu Caesar.

Marduk memberikan satu set zirah berwarna hitam kepada Caesar untuk dikenakan di bahu kiri dan dada. Setiap pejuang tinggal di Blackcrown akan dianggap sebagai bagian dari pejuang Blackcrown. Varduk yang masih dalam proses untuk mendirikan toko merasakan aura yang selalu menekan pernafasan sejak melihat dua pedang pada punggung Caesar.

"Lihatlah ! Aura mengerikan dua pedang pada punggung pemuda berambut putih itu mengingatkanku pada kalian berdua." ujar Varduk dengan tertawa kencang. Hob dan Gob menghela nafas dan paham bahwa Varduk mencoba menghilangkan perasaan takut yang berlebihan akan dua pedang terkutuk yang ribuan tahun tak pernah terlihat, Huginn dan Muninn.

Sementara itu Merlin masih tertidur karena beberapa percobaan gagal yang menghasilkan reaksi uap abnormal. Alhasil, Ia berusaha menetralkan beberapa gas abnormal yang berkeliaran di udara bebas melalui meditasi untuk memindahkan kesadaran kepada alam bebas. Aura Merlin terhadap alam bebas yang terlalu besar menyelimuti Hanuman dan beberapa luka parah dapat tertutup secara cepat.

"Ah.. Gawat.. Auraku tak bisa dibendung dan merambah pada makhluk di sekitarku. Termasuk kera tawanan raksasa ini." gumam Merlin dalam keadaan berupa roh yang berkeliaran membersihkan zat abnormal hasil kegagalan eksperimen. Beberapa saat kemudian Hanuman berada dalam keadaan siuman dan berdiri. Tatapan Hanuman layaknya seekor kera yang bingung jika bukan berdiri di habitat asli.

"Hoooyyyy ! Raksasa !" Secara spontan Hanuman berteriak kencang menuju langit.

"Kau mencariku ?" Dari belakang Hanuman, Ivartroth memegang gada milik Hanuman dan melihat dengan tatapan berapi-api mengharapkan pertandingan ronde kedua.

"Sebutkan namamu ! Baru pertama kali aku melihat seseorang menahan lemparan gunung raksasa Sang Hanuman." ujar Hanuman tersenyum lebar.

"Berisik kera ! Kau ingin ronde dua atau tidak ? Walaupun rambutku sangat halus, Aku adalah raksasa pekerja keras yang kebetulan sedang sibuk sekarang." Ivartroth melempar gada emas di hadapan Hanuman untuk melestarikan tradisi para raksasa dimana saat menantang duel pihak penantang harus memberikan senjata terkuat pada orang yang ditantang. Tanpa berpikir panjang, Hanuman mengambil kembali gada emas miliknya. Dengan kecepatan seekor kera, Hanuman mengambil gada dan melompat sangat tinggi. Benar-benar seorang Raja Kera.

"Kalau begitu aku pamit. Sampai jumpa !" teriak Hanuman di udara.

"Kembalilah kau ! Kera sialan !" teriak Ivartroth melempar beberapa balok es.

"Woy ! Berisik !" Merlin dalam sekejap telah sadarkan diri dan dengan raut wajah menantang Ivartroth. "Ngomong-ngomong siapa dia ?" tanya Merlin duduk bersila bersama Frakir.

"Dia salah satu pemimpin siluman lokal disini. Sudah lama tanah Hellheim tidak dikuasai oleh para pembebas menara dan banyak siluman yang berkelompok dan membuat pemukiman. Setelah kami membuat kontak dengan salah satu suku besar yaitu Slyth, Kera sialan itu mengganggu dan menantang kita." Ivar menjelaskan panjang lebar kepada Merlin mengenai perkembangan Hellheim.

Lihat selengkapnya