Nothing but King

Anakbarunulis
Chapter #21

Pasca Pembangunan

Istana pusat Kekaisaran Barat, Kaisar Harold memasuki sebuah ruangan dengan ratusan tabung berisi energi sihir yang sangat gelap. Setelah kehilangan ratusan ribu pasukan yang konon adalah pasukan ilusi buatan sendiri, kini Ia mulai membangkitkan kembali jutaan pasukan dari dalam bayang-bayang. Suku Enmui yang sedikit terpukul melihat beberapa tambang telah diambil alih sedang melakukan negosiasi dengan lembaga kemanusiaan Midgard untuk rekonsiliasi. Aktivis dan pemberontakan para gauntlet mulai tercium di berbagai daerah. DIsisi lain, dua orang sedang mengembara menuju Kekaisaran Barat untuk mengabarkan mereka masih hidup. Clarran Hawthrone dan Sigurd telah menempuh hampir dua ratus kilometer dengan berjalan kaki sebelum mereka menemukan sebuah altar. Perkiraan awal mereka adalah sebuah gerbang menuju sisi hutan yang lain karena mereka berada di belantara dengan jalan buntu. Namun tidak disangka altar putih tersebut merupakan gerbang menuju sebuah rangkaian takdir.

"Sigurd, Bagaimana jika kita beristirahat di altar putih disana ?" Clarran berlari mendahului Sigurd menuju sebuah altar berwarna putih yang sedikit menyilaukan.

"Masih sempat saja kau melakukan hal ini. Sudah beberapa minggu kontak kita terputus dengan para petinggi dan ayahmu. Tidak perlu basa-basi, kita selesaikan altar ini." Sigurd berpindah dengan sangat cepat hingga mendahului Clarran yang berlari dalam hitungan detik. Setelah Sigurd merapal sihir pada gerbang altar mereka berdua masuk ke dalam sebuah portal menuju sebuah padang rumput luas. Setelah setengah jam bereksplorasi menelusuri padang rumput, Mereka berdua dikelilingi oleh hujan meteor secara tiba-tiba diikuti oleh ratusan prajurit yang datang menyerang mereka. Kejadian yang sama persis dengan Hart Lowrealm dan Anne Howthrone.

***

"Sudah lama aku ingin berbicara padamu, Hart Lowrealm. Aku memiliki pesan dari Vell Hellstain. Sebelum itu, kita pergi ke dalam rumahku." ujar Caesar yang meminjam tanah milik Sapphire Flare untuk membangun sebuah rumah di atas pohon khusus ciptaan Merlin. Kebetulan Hart sedang memiliki waktu luang sehingga Caesar memintanya membawakan tumpukan buku ilmu berpedang.

"Vell Hellstain ? Setelah menaklukkan menara, aku menemui Vell sebentar. Mengapa dia tidak langsung berbicara padaku ?" bisik Hart yang sedang berjalan bersama menuju kemah pohon Caesar.

"Tak kusangka kau mengkhianati gurumu yang bertahun-tahun mengajarkan segala tentang rapier. Wah..wah..wah.. tidak berbakti sekali." Hart sedikit bercanda untuk mencairkan suasana.

"Selama peperangan Brunhilde tak pernah muncul sekalipun dan hanya mengurung di istana. Kemudian ratusan penyihir menjadi umpan ketika berpura-pura menjadi penjaga barrier. Beberapa jam kemudian Vell Hellstain datang dan mengubah arus secara drastis dan peperangan besar pertama di Midgard hanya berakhir dalam satu hari. Harold dan Brunhilde, mereka saling memberi umpan dan Harold sengaja mengalah dan mundur dan yang lebih mencurigakan, Rofir salah satu Brehim Uruk terlihat mencurigakan. Tidak wajar sama sekali." Caesar menjelaskan alur peperangan Forge DIstrict dengan sudut pandang pribadi. Bahkan "Brehim Uruk" tidak mengetahui hubungan antara Brunhilde dan Vell Hellstain.

"Menurutmu aku mengetahui hubungan mereka berdua ? Kau sendiri tahu bahwa delapan tahun lalu dimana pertama kali aku mengunjungi Forge District, aku hanya memenuhi dan mempelajari lebih dalam Art of Sacrifice. Vell Hellstain, saat aku ditinggalkan begitu saja dalam keadaan berlumuran darah oleh seorang pendeta tua yang gila, Ia datang dan mengundangku kesana. Mengembara selama dua tahun dan bertahan hidup melalui berdagang. Saat itu aku belum bertemu dengan Brunhilde." jawab Hart sambil memanjat tangga menuju rumah pohon milik Caesar.

Mereka berdua disambut oleh Thrgorog yang sedang menyeduh minuman hangat. Caesar meletakkan Huginn dan Munnin kemudian berganti pakaian.

"Hart, apakah kau pernah mendengar istilah One Man Army ?" Pertanyaan Caesar yang membuat Hart menggelengkan kepala.

"Sebuah mitologi yang semakin nyata. One Man Army, senjata kekuatan dahsyat yang dapat mengatur alur sebuah pertempuran. Warisan para pendiri Adrianzel di Hellheim. Uriel Bue, panah milik temanmu Anne adalah salah satunya. Apakah kau tidak heran mengapa Vell Hellstain disebut One Man Army ? Apakah Ia juga sebuah senjata ?" Caesar meneguk segelas jahe hangat buatan Thrgorog.

"Mengapa tidak kau selidiki saja kedua senjata baru dan aneh yang baru kau temukan ? Aku dan yang lainnya akan terus membebaskan gauntlet dari Midgard." Hart berdiri, menundukkan kepala kepada Thrgorog, dan meninggalkan rumah pohon Caesar.

"Bagaimana Caesar ? Kau ingin kembali kepada Trgall atau menemui pemilik pedang tersebut di Eksvloitarem ? Aku akan memandumu." Thrgorog segera berkemas dan menunggu jawaban Caesar,

***

Pemukiman Blackcrown sedang dalam puncak kesibukan. Largoth dan Ivartroth mendatangkan beberapa ilmuwan mekanik dari Slyth untuk mengajarkan para gauntlet mengoperasikan mesin. Hart, Manda, dan Nanda Hammer memutuskan kembali menuju kediaman bangsawan Hammer untuk meminta bantuan finansial dan sumber daya. Marduk, Varduk, Hob, Gob, dan para gauntlet sibuk berladang, belajar pandai besi, membangun beberapa rumah, dan berlatih senjata. Merlin dan Anne keluar menuju Midgard untuk melacak beberapa sarang perbudakan gauntlet. Caesar memutuskan kembali menuju Thgrrathral untuk menemui Tgrall dan membicarakan mengenai blackcrown yang bukan merupakan ancaman. Tanpa mereka sadari, Varduk, Hob, dan Gob tengah berkemas menyiapkan kerata.

Loyalitas Thrgorog yang tinggi membuat dirinya selalu duduk di atas bahu Caesar. Disisi lain Ia memiliki rasa penasaran yang cukup tinggi mengenai informasi pemilik Huginn dan Muninn yang sekarang berada di punggung seorang pengguna rapier. Melihat hal tersebut, Trgorog menghela nafas.

"Jika gaya bertarungmu seperti hari kemarin saat melindungi Thgrrathral, jangankan kalah kau bisa mati dengan cepat. Mustahil menerapkan seni rapier ke dalam pertarungan menggunakan dua pedang. Kalau begini, aku tak mengizinkanmu pergi menuju Eksvloitarem sampai kau berhasil menguasai mereka berdua." Thrgorog memberitahukan panjang lebar mengenai kelemahan Caesar.

Setelah sampai di gerbang keluar pemukiman blackforge, mereka dihadang oleh sebuah kereta kuda kuno dengan dua kuda dan empat roda. Gob bertugas mengendalikan kuda dan kereta, Hob membuka pintu kereta yang berisi Varduk tengah tersenyum.

"Naiklah bocah ! Karena kau kandidat yang menarik. Pedang itu sengaja mempertemukan aku denganmu. Kemarilah." ujar Varduk melambaikan tangan ke atas.

"Enak saja. Kau tidak ada hubungannya dengan ini." Caesar melompat mundur dan mengeluarkan satu pedang, Huginn dengan gaya bertarung rapier yang menjadi khas.

Lihat selengkapnya