Notice Notes

Inne Gracea
Chapter #1

Chapter 1 : "Sticky Note"

SMA Dandelion.

Setelah membaca sekilas nama tersebut, seorang gadis berambut pendek sebahu mulai melangkahkan kedua kakinya dengan percaya diri memasuki kawasan sekolah. Sontak seluruh siswa yang berada di sekitarnya langsung terpana. Dengan seragam sekolah yang elit, siswa-siswa di sekolah tersebut tidak bisa melepaskan pandangannya dari sosok Hara.

Ya, gadis itu adalah Hara Shenya. Pintar? Ujian Nasional ketika dirinya SD dan SMP memiliki nilai yang nyaris sempurna. Jangan tanya ada berapa banyak penghargaan yang ia raih selama bersekolah. Berbakat? Bagaimana bisa ia tidak berbakat jika saat ini julukannya adalah 'sang multitalent'. Cantik? Dengan tinggi badan 160 cm, berkulit putih, wajah cantik natural, dan berambut panjang sebahu sudah sangat membuktikan bahwa dirinya cantik. Kaya? Oh, ayolah! Ayahnya bahkan bisa membeli sekolah ini jika mau!

Hal-hal diatas membuatnya menjadi salah satu primadona di SMA Dandelion. Sikapnya yang ramah dan tingkahnya yang konyol membuat banyak orang menyukainya. Tidak seperti siswi primadona lainnya, Hara tidak suka memamerkan kekayaan keluarganya.

Baiklah, karena ini adalah tahun ajaran baru yang dipenuhi oleh siswa-siswa baru, maka Hara akan menunjukkan cahayanya hari ini. Ia tidak sombong, hanya saja, aura gadis itu terlalu besar. Pantas saja ada banyak orang yang terkadang iri melihatnya.

"Hara!!" panggil seorang siswi dengan dandanannya yang begitu feminim. Itu Devina Lin, sahabat Hara yang selalu bersama-sama dengannya. Suaranya sedikit cempreng namun Devina langsung menatap sinis beberapa siswa yang menertawakannya.

Hara yang melihat Devina berlari kecil menghampirinya lantas melambaikan kedua tangannya. Ia tersenyum girang saat mereka berdua kini berpelukan, tepat di depan koridor sekolah yang ramai.

"Gue kangen bangett sama loo, Vin!!" Hara memejamkan kedua matanya erat seraya menepuk-nepuk pelan punggung sahabatnya itu.

Devina yang kerap dipanggil Vina itu tak kalah hebohnya. "Lah gue lebih kangen aaah!" serunya yang lalu mengeratkan pelukannya.

Setelah mereka puas, dua gadis itu segera mencari kelas mereka sembari mengobrol santai. Namun tanpa Hara sadari, seseorang sedang memperhatikannya dari kejauhan.

Sangat ramai. Bayangkan saja, ada ratusan siswa yang rempong sana-sini mencari kelas baru mereka. Belum lagi ditambah dengan anak-anak kelas sepuluh yang terlihat banyak tanya mengenai seluk beluk sekolah besar nan elit ini. SMA Dandelion adalah salah satu sekolah swasta terbaik dengan segudang prestasi. Dikenal sebagai sekolah elit membuat siapapun yang bisa menempuh pendidikan disini dikatakan berkecukupan. Hara tidak memusingkan hal itu. Ia hanya ingin tahu dimana kelasnya berada.

"Moga aja kita sekelas lagi," ujar Vina seraya mengecek namanya di selembar kertas yang tertempel di pintu kelas. "Lo tau, kan? Kita sempat terpisahkan oleh jarak yang begitu jauh waktu kelas sebelas," ucapnya dramatis, membuat Hara mau tidak mau tertawa.

"Sa ae lo," balas Hara yang kembali fokus mencari namanya. Sesaat kemudian kedua matanya membulat. "VINA! KITA SEKELAS!!" serunya dengan suara keras hingga membuat beberapa orang di sekitarnya terkejut.

"Yang bener lo??" pekik Vina tak kalah kerasnya.

Setelah memastikan bahwa itu benar, mereka berdua keluar dari kerumunan dan bersorak ria. Wajah mereka sangat senang saat fakta menunjukkan bahwa mereka sekelas lagi setelah satu tahun terpisah jauh. Tanpa berlama-lama lagi, dua siswi itu segera masuk ke kelas XII MIPA 1 dan mulai mencari lokasi tempat duduk yang pas.

"Gue sebelah kiri, lo sebelah kanan, oke?" Vina meletakkan tasnya di atas meja dan mulai mengeluarkan cermin kebanggaannya.

Baru saja hendak duduk, Hara merasakan bahwa kantung kemihnya sudah penuh. Jelas sekali itu tandanya ia harus segera pergi buang air kecil. Setelah izin dengan Vina, gadis itu lari terbirit-birit menuju toilet perempuan.

"Duh, kenapa gue bisa kebelet gini, sih?" gerutunya. "Tahan, Ra. Bentar lagi sampe." Saat dirinya tiba di sebuah belokan, tubuhnya tidak sengaja menabrak seseorang.

Aneh.

Langkah kaki gadis itu terhenti. Kedua matanya sesekali berkedip, menandakan bahwa ia sedang mencerna sesuatu. Dirinya bahkan sempat memiringkan kepalanya saat merasakan deja vu untuk pertama kalinya. Ketika Hara berbalik dan hendak meminta maaf, orang yang tidak sengaja ia tabrak sudah menghilang.

"Aduh, kebelet!" Mengabaikan kejadian tadi, Hara cepat-cepat langsung masuk ke dalam toilet dan menyelesaikan urusannya.

Waktu menunjukkan pukul 06.50, menandakan bahwa dalam sepuluh menit lagi, mereka akan melihat wajah baru sang wali kelas. Tentunya sepuluh menit ini menjadi waktu yang dimanfaatkan oleh para siswa dalam berinteraksi satu sama lain. Walau pada kenyataannya banyak yang lebih suka menghabiskan waktu sendiri.

"Lama banget. Ngapain aja di wc?" sembur Vina ketika Hara sudah kembali duduk di tempatnya.

"Lo pernah deja vu nggak?" tanya Hara tiba-tiba, tidak membalas gerutuan Vina.

Lihat selengkapnya