Aiden dan teman-temannya tiba di depan benteng Bimikus. Benteng itu menjulang tinggi, terbuat dari logam gelap yang tampak usang dan berkarat, mencerminkan kondisi planet Lukas yang memprihatinkan.
Penjagaan di sekitar benteng sangat ketat. Robot-robot patroli berputar-putar di sekitar benteng, dilengkapi dengan senjata laser yang siap menembak.
Aiden dan timnya bersembunyi di balik reruntuhan bangunan, mengamati situasi. Mereka menyusun strategi untuk menyusup ke dalam benteng tanpa terdeteksi.
Zara menggunakan kemampuannya untuk memperlambat waktu di area sekitar robot patroli, memberi kesempatan bagi Aiden, Kai, dan Ray untuk menyelinap masuk.
Dengan gerakan cepat dan terkoordinasi, mereka berhasil melewati barisan robot patroli tanpa menimbulkan suara.
Di dalam benteng, suasana terasa sunyi dan dingin. Lorong-lorongnya gelap dan lembap, dengan bau logam dan debu yang menyengat.
Mereka berhati-hati menyusuri lorong-lorong benteng, mencari keberadaan Bimikus.
Tiba-tiba, mereka mendengar suara langkah kaki mendekat. Mereka bersembunyi di balik sebuah pilar besar.
Seorang penjaga bersenjata melintas di depan mereka. Aiden memberi isyarat kepada teman-temannya untuk tetap tenang.
Setelah penjaga itu pergi, mereka melanjutkan perjalanan mereka.
Akhirnya, mereka sampai di sebuah ruangan besar di jantung benteng. Di tengah ruangan itu, berdiri Bimikus, dengan robot galaksinya yang besar dan kuat berdiri di belakangnya.
(Deskripsi Visual: Bimikus terlihat lelah dan putus asa. Wajahnya dipenuhi kerutan dan matanya memancarkan kesedihan yang mendalam. Robot galaksinya tampak gagah dan siap bertempur.)
(Dialog) Bimikus (dengan suara berat): "Kalian datang juga akhirnya. Aku sudah menduga ini."
(Dialog) Aiden: "Kami datang untuk menghentikanmu, Bimikus. Apa yang kau lakukan salah."