Setelah kericuhan yang disebabkan oleh Ray, Guru Lumari segera datang. Ia mencoba menenangkan Ray untuk menstabilkan energinya yang bergejolak, tetapi usahanya sia-sia. Energi listrik di sekitar Ray terlalu kuat dan tidak terkendali kembali, memancarkan ledakan gelombang energi yang membuat semua orang terpaksa mundur.
"Energinya lepas kendali! Kita harus berhati-hati!" kata Guru Lumari dengan nada khawatir. Ia menatap Aiden dan yang lain, memberi isyarat agar mereka tetap di belakang.
Ray, dalam keadaan tak terkendali, matanya memancarkan petir dan amarah, tiba-tiba melepaskan gelombang energi listrik yang kuat ke arah Ratizan. Ratizan, yang baru saja muncul di ruangan itu, terkena serangan Ray dan terlempar ke belakang, namun ia berhasil menahan sebagian besar dampaknya dengan perisai energinya sendiri.
"Ray! Apa yang kau lakukan?! Kau hampir membunuhku!" kata Ratizan dengan nada marah, matanya menyala dengan amarah dan ketidakpercayaan.
Aiden, Zara, dan Kai berusaha melerai, namun energi listrik yang menyambar-nyambar di sekitar Ray membuat mereka kesulitan mendekat. Pertarungan antara Ray dan Ratizan pun pecah. Ratizan, meskipun terluka, membalas serangan Ray dengan kekuatan yang lebih terarah dan terkendali. Ia memanipulasi logam dan benda-benda metal di sekitarnya, meluncurkannya ke arah Ray dengan kecepatan luar biasa. Kilatan listrik dan suara dentuman dari benda metal yang dilemparkan Ratizan memenuhi ruangan.
Tiba-tiba, Kepala Sekolah Orion datang. Ia melihat kedua putranya bertarung dengan amarah dan kekecewaan yang mendalam. Wajahnya yang tegar kini terlihat penuh kesedihan.
"Cukup! Hentikan pertarungan ini sekarang juga!" kata Orion dengan suara keras.
Orion menggunakan kekuatannya untuk memisahkan Ray dan Ratizan. Ia menciptakan perisai energi yang besar dan mendorong mereka berdua menjauh. Namun, dalam prosesnya, Orion terkena sisa-sisa energi listrik Ray. Ia merasakan sakit yang hebat dan terhuyung mundur, memegangi dadanya. Meskipun kesakitan, ia masih mampu berdiri tegak.