Setelah Zara pulih dengan chip reset Aiden di tangannya, ia merasakan kekuatan yang luar biasa mengalir di dalam dirinya. Chip reset itu memancarkan cahaya redup, sebuah bukti dari pengorbanan yang telah dilakukan Aiden. Zara memejamkan matanya dan memusatkan pikirannya, mencari koneksi yang ia rasakan. Dalam kegelapan batinnya, sebuah cahaya terang muncul, dan ia menemukan dirinya berada di sebuah tempat yang tak terbatas (singularitas), di mana ia bertemu dengan sosok dengan kekuatan yang tertinggi, yaitu Tuhan.
"Engkau menginginkan apa?" suara itu bergema, memenuhi kesadarannya.
"Aku mohon," kata Zara, suaranya dipenuhi ketulusan. "Biarkan semua orang bahagia." Ia tidak meminta kekuatan, ia tidak meminta kehidupan yang mudah, ia hanya meminta kebahagiaan untuk semua orang yang telah berkorban.
Lalu, di-dalam kehampaan, ada sebuah simbolisasi. Zara dan Aiden, dalam wujud spiritual mereka, memakan buah pengetahuan dari pohon keabadian, layaknya Adam dan Hawa kedua. Sebuah janji suci, sebuah pengorbanan untuk menciptakan alam semesta yang lebih baik.
Lalu, sebuah titik cahaya keberisian yang berasal dan mewakili emosi positif keteraturan meledak dan menyelimuti seluruh kehampaan. Cahaya itu meledak dari Titik Cahaya Keberisian (singgularitas), dan menyebar ke seluruh kehampaan abadi lalu kemudian menciptakan alam semesta yang baru, sebuah gelombang ledakan energi yang murni dan kuat. Kekuatan yang luar biasa bekerja, memutarbalikkan realitas, mengembalikan waktu ke titik sebelum kehancuran total.