Di kamar penginapan Akademi Pasukan Pelindung Galaksi atau juga bisa disebut dengan penginapan Akademi Aether Isle, ada sesuatu yang aneh. Suasana pagi yang seharusnya tenang terasa dingin dan asing. Aiden mengerang dan membuka matanya, menatap sekeliling dengan tatapan kosong. Kepalanya terasa pening, dan memori tentang ayahnya, Kepala Sekolah Orion, masih membingungkan. "Persetan dengan ayah, yang membuatku ketubuh seseorang yang sok misterius," kata Aiden, suaranya parau dan dipenuhi frustrasi. Ia terbaring di tempat tidur yang mewah, mengenakan piyama yang bukan miliknya. Rasanya piyama itu terasa asing dan tidak nyaman di kulitnya.
Tiba-tiba, sebuah suara halus memecah keheningan. "Selamat pagi, Tuan Ray," sapa robot humanoid dengan senyum mekanis. "Sarapan Anda sudah siap." Suara itu monoton, seperti rekaman yang terus berulang, membuat Aiden merasa jengkel. Ia menatap robot itu, memproses informasi yang tidak sinkron di kepalanya. Ia tidak ingat bagaimana ia bisa sampai di sini, di kamar yang asing ini, dipanggil dengan nama yang bukan miliknya. "Siapa Ray? Kenapa kamu memanggilku Ray? Aku Aiden!" batinnya, mencoba menyanggah nama yang terasa begitu salah itu.
Aiden hanya merasa lelah bahkan untuk sekadar bangun dari tempat tidur. "Baik, aku lagi lelah, hus-hus, pergi sana," jawabnya dengan marah, suaranya dipenuhi frustrasi. Kata-kata itu keluar begitu saja dari mulutnya, tanpa ia sadari. Robot itu terdiam sejenak, lalu perlahan mundur, mematuhi perintah dengan presisi mekanis.
Aiden pun beranjak, tubuhnya terasa berat. Ia berjalan ke meja yang penuh dengan makanan mewah, sebuah pemandangan yang tak pernah ia lihat di kehidupan lamanya. Piring-piring berkilauan, hidangan yang disusun dengan rapi, semuanya tampak terlalu sempurna, terlalu... asing. Aroma yang seharusnya menggiurkan kini hanya terasa hambar.