Nova Nebula: the doom impact (final series) novel edison

Pikri YAnor
Chapter #3

Sang Malaikat yang Mengambil Takdir

Setelah kejadian mengerikan dengan Kai, suasana di Akademi menjadi tegang. Aiden, yang kini memegang kendali penuh atas dirinya, melanjutkan hari-hari di Akademi seolah-olah tidak ada yang terjadi. Ia duduk di kelas Guru Lumari, bersama siswa-siswi lain yang masih terguncang oleh kematian Kai. Guru Lumari, dengan wajah yang murung, menyuruh semuanya untuk berpatroli ke seluruh galaksi, sebuah misi rutin yang kini terasa berbeda.

Mereka berpatroli, bertemu dengan berbagai Alien yang ingin dibantu. Namun, Aiden membantu mereka dengan cara keras dan brutal, sebuah metode yang membuat Aiden tidak disukai oleh para alien. Ia tidak peduli. Tujuannya hanya satu: menyelesaikan misi secepat mungkin. Selama misi, Aiden merasakan ada yang aneh pada Guru Lumari saat pengajuan misi dari Zin ke-planet Lukas melalui panggilan hologram, sebuah firasat yang kuat dan menakutkan.

Perasaan itu terbukti benar. Selama perjalanan ke planet Lukas, Aiden tanpa belas kasih dan tanpa penjelasan langsung merebut Chep Reset 'Bimikus' dari gawai-nya, sang pemimpin korup di antara lima pemimpin korup di planetnya, yang telah mereka tangkap. Ia tidak memberikan Bimikus kesempatan untuk menjelaskan dirinya, sebuah tindakan yang bertentangan dengan Aiden di kehidupan sebelumnya.

Sesudah Aiden bersama Zara dan Ray berpatroli berkeliling galaksi dan menyelesaikan misi di planet Lukas, mereka kembali ke Akademi. Zara dan Ray gelisah karena perubahan drastis pada Aiden.

Dengan tatapan kosong dan senyuman mautnya, Aiden memancarkan aura berbahaya yang mengelilinginya. Ia bertemu dengan Guru Lumari, yang tampak khawatir dengan perubahan Aiden. "Aiden," sapa Guru Lumari dengan nada yang penuh kepedihan. "Aku khawatir denganmu. Apa yang terjadi padamu?"

Aiden menatap Guru Lumari dengan tatapan dan senyuman dingin. Kecurigaan yang sama yang ia rasakan terhadap Kai kini tertuju pada Guru Lumari. "Kekuatanmu... aku bisa merasakannya," kata Aiden dengan suara mengancam. "Ada noda di dalamnya. Sama seperti Kai."

"Seharusnya kamu agak sedikit ceria dengan tingkah lakumu yang feminin dan tegas, tapi sekarang kamu lebih murung," lanjut Aiden, sebuah pengamatan yang terasa seperti pisau.

Lihat selengkapnya