Pertempuran antara Ethan dan Aiden mencapai puncaknya. Ethan terus-menerus kewalahan menghadapi serangan Aiden yang brutal dan tanpa ampun. Setiap serangan Aiden yang terbentuk oleh gumpalan daging dan organ yang menusuk dan memukulinya. Dengan darah keluar dari mulutnya Ethan mencoba bertahan, tetapi Aiden terlalu kuat. Luka-luka baru terus bermunculan, ia mengunakan kekuatan regenerasi dari kekuatan malaikat-nya, menggunakan semua kekuatan yang ia miliki, tapi itu sia-sia ia hampir kehilangan semangat untuk bertanggung lagi.
Ia merasa tidak punya semangat untuk hidup, virus 'dalam wujud malaikat' itu terus menelan dirinya, seperti kekuatan robot alam semesta yang terkeruh, namun 100 kali lebih sakit, dan lebih membuatnya halus halusinasi dari pada kekuatan-nya dari robot alam semesta.
Di alam bawah sadarnya karena halusinasi Ethan bertemu dengan malaikat sangkakala ia berkata "kenapa kau tidak bisa mengalahkannya" katanya yang sedang mempengaruhinya. "Itu karena mau yang lemah, tidak sempurna sepertinya, jadilah seperti kami." Hasutnya. "Dengan kehilangan atau menghancurkan kodratmu sebagai manusia yang fana dan tidak sempurna, kedalam diri yang abadi dan sempurna."
Ethan pun bertanya dan meragukan tentang mengapa ia harus menjadi manusia sebagai kodratnya. "Iya, mengapa aku harus menjadi manusia sebagai kodratku, jika aku itu selemah ini baginya." Gumamnya.
Namun di tengah-tengah pertarungan yang sengit itu secara fisik dan mental, sebuah cahaya terang tiba-tiba muncul di pesawat antariksa Ethan yang dilempar oleh Aiden. Cahaya itu memancar kuat, membuat mereka berdua sedikit silau. Dari dalam cahaya itu, ternyata 'Nova 2' telah aktif. Nova 2, dengan wujud robot, menatap Aiden dengan tatapan yang penuh kasih sayang. Aiden tertegun melihatnya. Ia mengenali sosok itu sebagai representasi ibunya yang telah meninggal.