Setibanya di Planet Nibiru, Ethan disambut oleh pemandangan yang aneh dan mengganggu. Planet tersebut dipenuhi dengan 'glitch' di mana-mana. Distorsi pada tekstur dan objek yang menghilang dan muncul kembali secara acak membuat segalanya terasa tidak nyata. Atmosfernya terasa berat dan tidak stabil, dengan warna merah yang mendominasi seluruh pemandangan.
Ia keluar dari pesawat antariksa-nya dan berjalan mencari patung malaikat tersebut. Saat berjalan di planet tersebut, Ethan bertanya pada dirinya sendiri mengapa ia tidak bisa menggunakan kekuatan memanipulasi meniru kekuatan nya. "Mengapa aku tidak bisa menggunakan kekuatan manipulasi meniru lawan untuk melawan Aiden." Tanyanya kediri sendiri. "Pasti ada alasannya, Mungkin ini telah disetting, sebuah aturan yang tidak bisa aku langgar." Lanjutnya. Setelah beberapa meter berjalan, ia menemukan sebuah kota mati. Bangunan-bangunannya hancur dan kosong, seolah-olah ditinggalkan dalam keadaan terburu-buru, dengan 'glitch' yang sama di mana-mana.
Di alun-alun kota, berdiri sebuah patung malaikat sangkakala seperti Aiden. Patung itu terlihat kuno, seakan telah berdiri di sana selama berabad-abad. Namun, ada yang aneh. Patung itu tidak memiliki kepala dan lengan, seolah-olah ada yang sengaja menghancurkannya. Ethan mengatakan pada dirinya sendiri bahwa patung ini mungkin bisa membantunya mengalahkan Aiden.
"Apakah patung ini yang Aiden tak sengaja sebutkan?" tanya Ethan pada dirinya sendiri. "Patung ini seperti sudah berabad-abad ada di sini. Patung ini juga kepala dan lengannya sudah tidak ada lagi. Apakah aku harus menyentuhnya?"
Ia mendekati patung itu dan saat ia menyentuhnya, ia merasakan rasa sakit yang luar biasa di kepalanya. "Kenapa kepala aku sangat sakit?" kata Ethan kesakitan. Serangkaian penglihatan melintas di benaknya, menunjukkan masa lalu Aiden saat ia pertama kali terinfeksi virus. Ia juga melihat kekuatan yang terkandung dalam wujud malaikat sangkakala.