Nova Nebula: the time loop (series 2) novel edison

Pikri YAnor
Chapter #1

Loop Awal atau Bukan?

Aroma kopi dan roti bakar memenuhi ruang makan, menyambut pagi yang cerah. Aiden duduk di meja bersama nenek, ayah, dan ibunya. Suasana pagi itu hangat dan tenang, sebuah kontras yang mencolok dengan mimpi-mimpi aneh pada saat ia masih kecil dan menghantuinya. Ia bermimpi tentang kehancuran, bintang-bintang yang padam, dan suara sangkakala yang memekakkan telinga. Ia menggelengkan kepala, berusaha mengenyahkan pikiran-pikiran itu.

"Aiden, sarapanmu nanti dingin," tegur ibunya lembut, menyadarkannya dari lamunan.

"Ah, maaf Bu," sahut Aiden, menyendok nasi goreng dengan cepat. Ia memang harus segera berangkat. Ada pekerjaan paruh waktu di toko kue Zara yang menantinya. Uang tambahan itu sangat berarti bagi keluarganya.

Setelah berpamitan dan mencium tangan neneknya, Aiden bergegas keluar rumah. Langkahnya cepat, menyusuri jalanan kota yang mulai ramai. Pikirannya melayang pada Zara, gadis manis pemilik toko kue itu. Ia sudah lama mengenal Zara dan Mamanya, merasa seperti bagian dari keluarga mereka.

Setibanya di toko, aroma manis kue dan roti langsung menyambutnya. Zara sedang menata etalase, sementara ibunya melayani pelanggan.

"Selamat pagi, Aiden," sapa Zara dengan senyum cerahnya, matanya berbinar.

"Pagi, Zara," balas Aiden, ikut tersenyum. Ia pun segera mulai bekerja, membersihkan kursi-kursi.

"Aiden, kalau lagi menyusun kursinya tolong pelan-pelan jangan dijatuhkan." Mama Zara terkekeh, mengawasi Aiden dari balik konter. "Nanti kursinya rusak."

Zara keluar dari dapur sambil membawa nampan berisi kue-kue. "Iya, Aiden. Santai saja. Ingat waktu kita masih kecil? Kamu selalu bersemangat seperti itu."

Aiden tersenyum. "Bagaimana aku bisa lupa? Dulu kita sering main petak umpet di taman belakang toko ini. Kamu selalu yang paling jago bersembunyi."

"Kalian berdua memang seperti anak kembar. Selalu bersama, susah senang," kata Mama Zara.

"Dulu Aiden sering melindungimu dari anak-anak nakal di sekolah," kata Mama Zara.

Aiden sedikit marah, tapi senyum kecil menghiasi bibirnya. "Itu karena kamu selalu menarik perhatian mereka."

Lihat selengkapnya