Nova Nebula: the time loop (series 2) novel edison

Pikri YAnor
Chapter #2

Cahaya Keruh

Suasana hening menyelimuti ruang tamu rumah Aiden. Setelah pertempuran singkat namun intens melawan robot-robot misterius, kelelahan dan kebingungan masih terasa di antara mereka. Nova, robot televisi kecil itu, melayang di udara, memecah keheningan dengan penjelasan yang lebih detail. Layarnya memancarkan cahaya lembut, menampilkan diagram rumit yang memvisualisasikan apa yang ia katakan.

"Kekuatan yang kalian peroleh terhubung dengan jaringan energi yang kompleks," Nova memulai, suaranya tenang dan informatif. "Energi ini, yang berasal dari Robot Galaksi, sangat kuat, namun juga sensitif terhadap kondisi emosi penggunanya."

"Maksudmu, kalau kami sedih atau marah, kekuatan kami bisa berubah?" tanya Kai, menyentuh lengannya yang masih terasa pegal akibat pertempuran. Ia tampak cemas dengan implikasi dari kekuatan baru ini.

"Lebih dari sekadar emosi sesaat," jawab Nova. "Trauma, kehilangan, beban mental yang berat… semua itu bisa mencemari energi kekuatan ini. Semakin sering kalian bertarung, semakin besar risikonya." Nova membiarkan kata-kata itu menggantung di udara, membuat mereka berpikir. "Bayangkan seperti air jernih yang tercampur lumpur. Awalnya hanya sedikit, tapi lama-kelamaan air itu menjadi keruh dan tidak bisa digunakan lagi."

Zara menatap tangannya, mencoba merasakan kembali kekuatan aneh yang tadi ia gunakan. Perasaan aneh bercampur dengan kekhawatiran menyelimuti hatinya. Ia teringat mimpi-mimpinya yang aneh dan perasaan 'deja vu' yang semakin kuat, seolah ia sudah pernah mendengar semua ini sebelumnya. Firasat buruk mulai merayap di hatinya.

"Lalu, apa yang bisa kami lakukan?" tanya Aiden, merasa bertanggung jawab atas teman-temannya. Ia tidak ingin mereka berakhir seperti yang Nova jelaskan.

"Ada yang disebut 'Chip Reset'," jawab Nova, layarnya beralih menampilkan gambar sebuah chip kecil berkilauan. "Chip ini berisi kode pemulihan yang bisa memurnikan kembali energi kekuatan yang tercemar. Kalian bisa mendapatkannya dari musuh yang kekuatannya sudah terkorupsi."

Keesokannya, suara ledakan keras mengguncang rumah Aiden, saat ia menyiram tanaman-nya, memecah keheningan pagi. Mereka bergegas keluar dan pergi menuju pusat kota, di mana asap dan puing-puing bertebaran.

Lihat selengkapnya