Setelah penjelasan mendalam dari Dokter Likton, tibalah saatnya bagi Aiden, Zara, Kai, dan Ray untuk menghadapi ujian masuk. Kecemasan bercampur dengan tekad memenuhi benak mereka.
Dokter Likton mengumpulkan mereka di ruang simulasi yang luas. Dinding-dindingnya menampilkan pemandangan galaksi yang menakjubkan.
"Ujian ini dirancang untuk menguji semua aspek yang dibutuhkan seorang Pelindung Galaksi," kata Dokter Likton dengan suara tenang namun tegas. "Kekuatan fisik, ketahanan mental, strategi, dan yang terpenting, kerja sama tim. Kalian akan diuji hingga batas kemampuan kalian."
Ujian dibagi menjadi tiga tahap utama. Tahap pertama adalah ujian fisik. Mereka dibawa ke arena latihan yang luas, dilengkapi dengan berbagai rintangan dan peralatan.
"Tahap ini akan menguji kekuatan dan ketahanan fisik kalian," jelas seorang instruktur. "Kalian harus menyelesaikan serangkaian rintangan dalam waktu yang ditentukan. Siap?"
Aiden, Zara, Kai, dan Ray mengangguk serempak. Mereka berlari, melompat, memanjat, dan merangkak melewati rintangan dengan sekuat tenaga. Aiden menggunakan kekuatan manipulasi atomnya untuk mempermudah beberapa rintangan, Zara memanfaatkan kecepatan waktunya untuk bergerak lebih cepat, Kai menggunakan manipulasi gaya untuk melayang dan melompat lebih tinggi, dan Ray menggunakan kekuatan elektroniknya untuk mengendalikan peralatan elektronik di arena.
Setelah ujian fisik yang melelahkan, mereka diistirahatkan sejenak sebelum menghadapi tahap kedua: ujian mental. Mereka dibawa ke ruangan yang gelap dan sunyi.
"Tahap ini akan menguji kekuatan mental kalian," kata Dokter Likton. "Kalian akan dihadapkan pada ilusi dan ketakutan terbesar kalian. Ingat, ini hanyalah ujian. Jangan biarkan ilusi mengendalikan kalian."
Satu per satu, mereka memasuki ruangan itu. Aiden dihadapkan pada ilusi kehancuran kota kelahirannya, Zara menghadapi ilusi kehilangan orang-orang yang dicintainya, Kai menghadapi ilusi menjadi sendirian dan terisolasi, dan Ray menghadapi ilusi kegagalan dan penolakan dari ayahnya, Orion.