Nova

cuilan debu
Chapter #8

Mimpi di Dunia Nyata

“Oh, ya udah nggak papa kok. Kita jalan-jalan aja di sekitar sini kalo gitu sambil nungguin museum buka."

Aku terdiam dan mengangguk lirih.

Beberapa hari setelah kak Nova kembali, tepatnya hari terakhir sebelum libur semester berakhir dan perkuliahan semester baru dimulai, kami jalan lagi berdua. Kali ini kak Nova yang sebelumnya bertanya apakah aku ada rencana untuk kami jalan berdua sebelum libur berakhir. Tentu saja aku akan membuat-buat rencana seandainya aku sebelumnya tidak memiliki rencana jalan-jalan, tapi jauh-jauh hari pun aku sudah berencana ingin mengajaknya jalan lagi sebelum disibukkan oleh hari-hari kuliah.

Saat kak Nova sedang liburan di rumah, interaksi kami melalui pesan-pesan justru semakin intensif. Kak Nova yang dulu mengatakan padaku bahwa ia tipe orang yang hanya membicarakan hal-hal penting dan tidak pernah mengirim pesan terlebih dahulu jika tidak ada keperluan, saat itu beberapa kali mengirimiku pesan lebih dulu, entah itu postingan lucu atau meme yang ia temukan. Biasanya aku yang selalu mengiriminya pesan terlebih dahulu, gambar-gambar lucu atau menanyakan apa yang sedang ia lakukan.

Ah iya, kedekatan kami juga berawal dari keberanianku mengiriminya tebak gambar, tanpa malu dan ragu. Aku tidak mengira ia akan curiga mengapa aku berbuat demikian. Belum lagi sikapku jika bertemu dengannya ketika kami di jurusan, aku dengan segera akan menatap ke arahnya dan memberikan senyuman penuh makna “Kak aku seneng banget kita ketemu!” yang tentu hanya aku yang tahu. Pada akhirnya, perasaanku terlalu besar dan kentara untuk disembunyikan. Kak Nova menanyaiku apakah aku memiliki maksud tertentu bersikap demikian padanya. Awalnya aku tidak ingin mengatakan yang sebenarnya, karena sejak pertama aku sadar kalau aku menyukainya, aku sudah bertekad tidak ingin menyatakan padanya. Menyuka dalam diam. Tapi setelah aku pikirkan betul-betul, aku terjebak pada situasi serba salah akibat pertanyaanya.

Di satu sisi memang aku tidak ingin mengungkapkan kalau aku menyukainya, tapi di sisi lain jika aku menjawab tidak ada maksud tertentu artinya aku membohonginya dan berbohong pada perasaanku. Belum lagi jika aku berkata demikian, tapi masih melakukan hal-hal untuk mengekspresikan perasaanku, maka aku pun jadi merasa mempermainkannya. Akhirnya jalan yang kupilih adalah memberitahunya bahwa memang aku menykainya. Gambar tebak-tebakan yang kukirim kepadanya, selain agar aku memiliki bahan untuk berkirim pesan dengannya, juga bertujuan untuk menghibur dirinya yang aku tidak tahu apakah harinya sedang baik saja atau tidak. Begitulah kemudian kami menjadi dekat dan aku semakin sering mengiriminya pesan.

Aku pernah mengatakan padanya, saat kami merencanakan untuk nobar anime atau drama apapun, kalau sudah masuk kuliah maka kubilang untuk nobar di akhir pekan saja selagi melepas penat. Kalau tidak tiap akhir pekan, mungkin bisa dua pekan sekali atau bahkan sebulan sekali, karena kita tidak tahu kesibukan seperti apa yang akan kita hadapi di hari-hari ke depan. Selain itu, aku hanya tidak yakin akan apa yang akan terjadi mendatang, karena sekali lagi tidak ada yang bisa kupercayai dan tidak ada yang tahu masa depan akan seperti apa.

Beberapa malam sebelum kami bepergian, aku sudah mencari tahu lokasi mana yang bisa dikunjungi. Aku memilih lokasi yang ramai dan dekat, bukan lokasi wisata karena jaraknya relatif jauh dari tempat kami. Selain itu aku juga tidak benar-benar ingin berwisata, melainkan ingin duduk saja di tempat yang ramai tapi tenang dan mengobrol dengan kak Nova. Di luar rencana, taman yang akan kami kunjungi ternyata tutup dan sedang tidak dibuka untuk umum padahal ketika aku lihat di Google keterangannya buka setiap hari.

Rasa kecewa menyelimuti diriku yang sudah merencanakan segalanya dengan matang tapi ternyata kenyataanya tidak sesuai rencana. Lebih mengecewakan karena aku tidak membuat rencana cadangan. Memang aku tidak hanya menulis satu tempat untuk dikunjungi karena setelah dari taman, aku mengajak kak Nova mengunjungi museum yang berdekatan letaknya tapi museum masih belum buka dan karena taman ditutup, maka kami harus menunggu dengan tidak tahu harus melakukan apa.

Lihat selengkapnya