Hari-hari berlalu tanpa ada hal berarti terjadi.
Dua pekan telah terlewati dan aku tidak kembali datang konseling. Biasanya aku akan dihubungi petugas konseling H-1 untuk datang konseling, mungkin formalitas untuk mengingatkan. Meski begitu aku jadi merasa diingat dan diperhatikan. Tetapi setelah dua pekan dan sampai hari konselingku tiba, aku tidak menerima pesan apapun dari petugas dan lebih menyebalkannya aku tidak bertanya.
Aku jadi tidak merasa perlu lagi untuk merasa konseling, atau tidak lagi menemukan urgensi bertemu ibu psikolog. Selain itu, aku jadi merasa dilupakan dan tidak diperhatikan karena tidak dikirimi pesan H-1 seperti biasanya. Hal sepele seperti itu membuatku jadi malas untuk melanjutkan konseling.
Aku ini kenapa sih, kerap aku mempertanyakan diri sendiri saat hal sepele seperti itu terjadi. Padahal aku tidak perlu mempermasalahkannya. Aku tidak dihubungi, ya tinggal bertanya. Lagi pula kan memang jadwalku konseling, jadi menanyakan terlebih dahulu pasti tidak masalah. Mungkin petugas memang terlupa karena dua pekan berlalu sementara yang melakukan konseling tidak hanya aku sehingga banyak yang harus diingatkannya.
Persetan dengan pesan pengingat dari petugas.
Aku bingung dengan perasaanku sendiri seperti biasa. Kali ini aku mencoba selalu menyempatkan diri untuk menulis satu hari satu kali, biasanya di penghujung hari sebelum tidur. Tapi itu hanya bertahan beberapa hari karena kurasa melelahkan bukan hanya merangkum peristiwa satu hari, melainkan melelahkan ketika badan sudah lelah dan mengantuk tapi masih harus menulis.