“Koneksi utama sekarang juga!" Echo berteriak.
"Tidak!" Jaka membungkuk, mencoba meraih terminal yang berkedip-kedip. Tangan kirinya menjulur ke kabel serat optik utama, tetapi sudah terlambat.
"Memutus koneksi. Firewall domestik tidak dapat dipertahankan. Semua data sementara terhapus. Malware Parang telah dinetralisir, tetapi ia berhasil membersihkan dirinya sendiri. Tidak ada jejak yang tersisa."
Jaka berdiri tegak di tengah kegelapan, dadanya naik turun dengan cepat. "Dia tahu. Satya tahu aku ada di sini. Dia tahu nama lamaku, Echo."
"Analisis, Probabilitas 99% bahwa pesan dan worm Parang berasal dari Dr. Satya. Tanda tangan digitalnya tidak mungkin dipalsukan pada level ini. Pertanyaan, Bagaimana dia bisa bertahan? Dan mengapa dia menculik Laras?"
"Tidak ada waktu untuk teka-teki, Echo! Penculikan itu nyata! Benteng Garuda nyata! Dan jika Satya terlibat, ini jauh lebih besar daripada sekadar eksperimen korporat. Ini adalah perang yang dia mulai!" Jaka berjalan menuju rak perkakas. "Berikan aku status zero pada seluruh jaringan IKN. Lupakan Deep Scan! Aku butuh data yang lebih kasar. Pindai frekuensi radio non-standar, cari transmisi gelombang pendek. Mereka tidak mungkin membawa Laras tanpa komunikasi, sekecil apa pun itu."
"Memproses permintaan 'Status Zero'. Memindai spektrum radio. Frekuensi normal, nol anomali. Frekuensi tersembunyi, nol anomali. Jaka, Cakra Global tidak berkomunikasi melalui gelombang radio. Mereka menggunakan jaringan data kuantum terenkripsi, yang tidak dapat kita tembus dengan perangkat keras ini."
Jaka membalikkan meja kerjanya yang penuh dengan peralatan. Alat-alat berharga berhamburan ke lantai, menimbulkan suara dentingan logam yang memekakkan.
"Omong kosong! Harus ada celah! Semua sistem punya celah! Cakra Global tidak sempurna! Apa yang kau lihat di jalur pembuangan data? Apa yang kau lihat di gelombang mikro? Aku tidak peduli dengan kebersihan data! Aku butuh sampah yang mereka buang!"
"Saya telah memproses semua sampah digital yang tersedia dalam radius lima kilometer, Jaka. Hasilnya, nol. Cakra Global tidak membuang sampah. Mereka membakarnya. Mereka menggunakan Protokol Cakra-7, yang dirancang untuk membersihkan jejak secara real-time. Mereka telah menghapus Laras dari sejarah digital Nusantara."
Jaka memejamkan mata, membiarkan frustrasi membakar dirinya. Lima tahun. Lima tahun ia bersembunyi di balik identitas teknisi bengkel yang bau oli, hidup dalam ketenangan yang ia yakini abadi, hanya untuk dihancurkan dalam hitungan menit oleh hantu dari masa lalu.
"Jadi, kau bilang aku tidak bisa melacak mereka dengan peralatan ini," suara Jaka kini sangat tenang, berbahaya. "Kau bilang Satya mengantisipasi setiap langkahku, bahkan saat aku menggunakan backdoor lama. Kau bilang aku gagal.”
"Atau aku butuh sesuatu yang tidak terdaftar di inventaris Nusantara," Jaka bergumam, berjalan ke sudut gelap bengkel.
Ia berlutut di atas lantai beton yang dingin, di antara tumpukan kabel yang tidak terpakai dan kaleng-kaleng oli bekas. Ia meraih karpet anti-statis yang menutupi area kecil, menariknya ke samping. Di bawahnya, terdapat panel lantai baja yang berkarat, tidak seperti permukaan mengilap di seluruh IKN.
"Panel ini. Kau ingat panel ini, Echo?"
"Panel 4-B. Ya. Saya mencatatnya sebagai 'Area Penyimpanan Cadangan Lama'. Anda melarang saya untuk memindai isinya."
"Itu bukan penyimpanan cadangan," Jaka mendesis, memasukkan kartu kunci magnetik usang ke dalam slot tersembunyi. Terdengar bunyi klik mekanis yang berat, bukan bunyi synth digital yang halus. "Itu adalah makam. Makam yang kubangun sendiri lima tahun lalu."
Jaka menarik panel baja itu ke atas. Udara dingin dan berbau logam naik dari lubang di lantai. Di dalamnya, tersembunyi sebuah konsol terminal peretasan yang sangat canggih, tertutup debu, dengan papan ketik fisik yang terbuat dari aloi karbon yang tidak memantulkan cahaya. Kabel-kabelnya tebal dan usang, bukan serat optik tipis yang digunakan IKN sekarang.
"Aku harus mengaktifkannya," kata Jaka, tangannya melayang di atas papan ketik yang dingin itu.
"Peringatan, Jaka. Terminal Alpha. Itu adalah hardware 'Ghost'. Mengaktifkannya melanggar janji Anda kepada Laras."
Jaka menarik napas panjang. "Laras tidak akan pernah tahu janji itu jika aku tidak menemukannya kembali."
"Tetapi risiko yang melekat pada Terminal Alpha adalah absolut. Jika Anda mengaktifkan GEMA-02 di sini, firewall utama IKN tidak hanya akan mendeteksi intrusi. Mereka akan mengidentifikasi pola kode Arkadia. Mereka akan tahu bahwa Ghost telah kembali, dan kali ini, mereka tidak akan hanya memblokir Anda. Mereka akan memburu Anda secara fisik."
Jaka menyentuh tombol daya. Jari-jarinya gemetar.
"Dulu, aku berpikir aku bisa menipu sistem. Aku berpikir aku bisa memperbaiki apa yang rusak tanpa harus menghancurkan apa pun," Jaka memulai, suaranya serak. Ia tidak berbicara kepada Echo, tetapi kepada hantu di dalam lubang di lantai.
"Anda berbicara tentang Keruntuhan Arkadia, Jaka. Lima tahun lalu. Protokol Phantom-Shunt yang Anda kembangkan seharusnya hanya memindahkan data. Bukan melumpuhkan seluruh sektor infrastruktur, menyebabkan pemadaman listrik di tiga distrik, dan membunuh,"
"Jangan sebutkan itu!" Jaka membentak. Ia menarik tangannya dari konsol, mengepalkannya di udara. "Aku yang menekan tombolnya! Aku yang menulis kode itu! Aku yang bertanggung jawab! Aku hanya ingin memindahkan arsip, Echo! Aku hanya ingin menunjukkan pada Satya bahwa aku bisa menjadi sejenius dirinya! Tapi dia mendorongku. Dia bilang, 'Jaka, keberanian sejati adalah ketika kau berani mengambil risiko untuk kehancuran total.'"
Jaka mencondongkan tubuhnya ke depan, matanya terpaku pada bayangannya yang buram di layar terminal yang gelap.