Mata batin Rudi membuatnya yakin dengan benar bahwa Rai lah yang berusaha berbicara dengannya melalui telepati. Segera setelah ia mendapatkan izin untuk keluar dari rumah sakit, satu-satunya tujuan yang Rudi buat adalah memastikan dengan langsung bahwa Rai memang benar-benar terlibat. Lelaki itu berhasil memotong aktivitas Rai, muncul secara tiba-tiba, tepat di depan pintu ketika Rai keluar dari ruangannya.
Namun, Rai tidak menggubrisnya, biarpun Rudi bersikeras menanyakan hal yang sama, berulang-ulang. Rai selalu menghindar, mencoba menghilangkan diri dari pandangan Rudi, hingga akhirnya Rudi terpaksa mengganggu aktivitas Rai lebih jauh.
Ketika Rai sedang menyantap makan malam di ruang kerjanya, Rudi masuk secara sembarangan. Emosinya mulai memuncak karena ia tahu dengan pasti Rai terus menerus menghindarinya. Pintu dibanting, Rudi menggeberak meja, meneriaki Rai dengan kencang, tetapi tetap ia tahan untuk tak sampai terdengar keluar. Mungkin, ludah-ludah muncrat keluar dari mulutnya dan membasahi makanan Rai, tetapi lelaki itu tak peduli. Juga Rai, yang terus berkilah.
Rudi kembali menggeberak meja, kini hingga hancur, membuat piring yang berada di atas meja pun jatuh ke bawah, pecah, menciptakan beling-beling yang berserakan. Sekali lagi, rasa sakit menjalar menelusup berbagai bagian tubuh Rudi, walaupun rasa sakit yang ia rasakan tidak separah sebelumnya. Beberapa orang di luar ruangan penasaran akan suara geberakan yang tiba-tiba terdengar, membuat mereka menghentikan aktivitas masing-masing. Rai yang cekatan kembali berusaha berkomunikasi dengan Rudi, menenangkannya, yang padahal belum sepenuhnya kehilangan kesadaran.
Orang-orang berteriak dari luar, "Rai, kau tidak apa-apa?"
Namun, fokus yang sengaja diberatkan pada mata batinnya membuat Rai tak dapat menjawab langsung. Rai masih menutup mata sembari meringankan kinerja saluran napasnya, tetap tenang walaupun Rudi terlihat siap menghajarnya.
Emosi Rudi berangsur normal. Napasnya yang sedari tadi mulai menggebu-gebu kembali diembuskan dalam tempo waktu yang wajar. Berbeda dengan sebelumnya, Rudi tidak benar-benar kehilangan kesadaran.