"Aku takut jika suatu hari aku jatuh cinta denganmu. Aku takut karena jika terlalu curam, aku akan sakit." - Claire Mcqueen
Setelah kejadian beberapa waktu lalu antara Claire dan Abra, Claire seperti menghindari Abra dan selalu kikuk jika bertemu dengan Abra. Claire hanya takut salah paham dengan perasaannya. Ia takut jika perasaannya dengan Abra malah akan merusak hubungan persahabatan antara dia, Bryan, dan Abra. Di lain sisi, Abra bingung dengan sikap Claire yang seperti menghindarinya. Bukan hanya Abra, Bryan juga merasa aneh melihat sikap Claire beberapa hari ini. Perempuan itu terlihat ingin selalu menyendiri dan tidak terlihat ceria seperti Claire yang Bryan kenal.
"Claire, what's up?" Bryan menghampirii Claire yang sedang duduk melamun di ruangan Bryan. Claire memang terbiasa bermain di kantor Bryan untuk sekedar menghabiskan waktu, apalagi ia sudah tidak betah di rumah karena masih merasa marah dengan ibunya.
"Bry, waktu itu aku ke rumah Abra. I stayed there for a night. Aku jadi ngga enak sama dia" Claire mencoba bercerita dengan Bryan, seperti tidak ingin menyembunyikan perasaan nyamannya dengan Abra. Semenjak kejadian malam itu, Claire memang terus memikirkan Abra, ia takut Abra menjadi tidak nyaman atau menganggapnya cewek tidak sopan.
Bryan tersenyum tipis mendengar permulaan cerita Claire dan mencubit sedikit pipinya, "Ya ampun, Princess Claire ada angin apa ya? Kok tiba-tiba kepikiran orang lain? Do you like him?" Jawab Bryan sambil terkekeh.
"Bry... I hate you." Claire hanya berkata singkat dan mengerucutkan mulutnya sedikit salah tingkah. Perempuan ini memang tidak bisa menyembunyikan perasaannya terhadap orang lain, dan Bryan memang salah satu orang yang mengerti hal itu.
"Clay, let me tell you something. You like him or not, it is your right. Tapi kalo kamu suka sama Abra ya wajar dong, we are best friend, right. So dont make it a big deal." Bryan menjelaskan sambil menyembunyikan rasa ingin tertawa. "I know you so well, Clay, you are trying to avoid him, huh?" Bryan terus menggoda Claire. "Kenapa sih Clay harus menghindar? Kalo suka ya tinggal ngomong kan? Hahaha..." kali ini Bryan tidak bisa menahan tawanya. Claire memukuli lengan Bryan dengan gemas karena terus digoda dan ditertawai.
"Stop it, Bry." Claire ikut tertawa karena terus digoda oleh Bryan. Begitulah memang persahabatan Claire dan Bryan semenjak mereka kecil. Mereka berdua memang selalu berbagi dan selalu saling mengerti satu sama lain. Akan tetapi, kedua insan ini sudah pernah berjanji jikalau suatu hari mereka saling jatuh cinta sekalipun, mereka akan tetap menjadi sahabat dan tidak lebih. Claire yang membuat perjanjian tersebut karena trauma dengan pernikahan beda budaya yang berujung perceraian seperti pada kedua orangtuanya.
Flashback 7 tahun yang lalu.
"Clay, kalau aku suka sama kamu gimana?" Tanya seorang laki-laki pada Claire dengan penasaran. Laki-laki ini memang menyimpan perasaan terhadapnya. Ia pun sebenarnya takut kalau ungkapan perasaan ini akan membuat jarak di antara mereka.