NYAMAN

Marshchellow
Chapter #8

Berdamai dengan Hati

"Dear Diary,

Aku rindu dengan kehangatan keluarga utuh. Sejujurnya, semenjak Mami dan Daddy memilih berpisah, aku sendiri yang memutuskan untuk ikut tinggal dengan Daddy di Melbourne. Alasan utamanya tentu saja karena aku tidak ingin Daddy menikah lagi. Aku hingga hari ini masih berharap Mami dan Daddy akan kembali bersatu. Apa itu salah?

Sepertinya semuanya sudah tidak mungkin karena Mami sudah memilih menikah lagi dan sekarang aku harus menerima kenyataan kalau aku sudah memiliki ayah tiri.

Sudah 2 minggu aku pulang ke Bali, ke tempat yang aku anggap rumah, ke tempat yang selalu kurindukan. Hingga saat ini, hanya satu harapku, aku hanya berharap Mami dan Daddy bisa balik lagi seperti dulu, dan aku tidak perlu pergi lagi ke Melbourne untuk berpisah dengan Mami dan Maudy.

Aku tahu, aku harus menerima kalau Mami sudah kembali berkeluarga dan Mami sudah bahagia dengan pernikahannya sekarang. Mungkin seharusnya aku bersyukur karena hingga saat ini Mami dan Daddy masih sering berkomunikasi untuk sekedar bertanya kabar masing-masing dan kabarku dan adikku.

Baru semalam aku mencoba kembali ngobrol dengan Mami, hatiku terasa damai, beban yang aku pikul selama 2 minggu ini terasa lepas. Aku tahu aku kangen sama Mami. Tapi... apakah aku memang harus menerima Papa Adi sebagai ayah tiriku?

Aku tidak buta untuk melihat bahwa Papa Adi selalu mencoba mendekatkan diri denganku, ia selalu ingin mengajakku untuk sekedar ngobrol. Aku juga tidak tuli untuk tidak mendengar cara dia berbicara dengan Mami. Semua memang indah dan terasa nyaman. Namun, aku belum bisa menerima ia mengambil tempat Daddy.

Apakah aku salah selama ini jika aku mengekang Daddy untuk tidak menikah lagi, tapi malahan aku tahu Mami yang menikah lagi? Aku bingung...

Apa ini juga alasan semua orang menyembunyikan berita pernikahan mami kepadaku? Apa mereka hanya takut aku sedih?

Diary, aku akan mencoba menerima semua kenyataan ini dan janji akan mencoba menatap hari esok dengan damai. Aku akan mencoba sarapan dengan keluarga baruku. Aku tahu semua akan sulit, tapi kuyakin di sisa waktu 2 minggu ku disini, aku akan terbiasa bukan? Doakan ya...

Love,

Claire"

Keesokan paginya, Claire bangun dan mencoba berkutat di dapur membuat sarapan untuk keluarganya di Bali. Ia mencoba untuk membuka percakapan saat melihat ayah tirinya masuk ke dapur, "Hai Om, udah bangun? Mami mana?"

Adi yang bingung melihat Claire yang sudah ingin menyapanya menjawab dengan antusias, "Mami udah bangun, paling sebentar lagi bakal sarapan bareng. Kamu tumben bangun pagi? Hari ini ngga ada acara?"

Lihat selengkapnya