‘Melihat hujan mengingatkanku akan dirimu
Suara hujan menuntunku mendendangkan kesedihan karna kehilanganmu
Titik-titik hujan yang jatuh ke bumi, menyadarkanku bahwa kau tak lagi bersamaku di sini, di dunia ini.'
=======
Wanita bergamis biru muda dan berjilbab baby pink itu menghentikan langkahnya ke pintu, lalu berbelok menuju jendela kamar yang terbuka saat disadarinya hujan baru saja mengguyur bumi. Memandang dedaunan yang bergoyang dan basah terkena titik-titik hujan yang berjatuhan dari langit. Membawa pikirannya melambung jauh ke masa lalu.
"Kak Ara! Buruan gih. Bang Prasetyo dan orangtuanya udah datang tuh." Teriakan Dila—adik Zahara—yang muncul dari balik pintu, menyadarkan wanita itu dari lamunan panjangnya.
Wanita berwajah innocent itu menoleh ke arah suara, lalu mengangguk pelan. Melihat sebentar ke luar jendela kembali, sebelum akhirnya berlalu ke ruang tamu bersama Dila.
Abyasa ....
***
Gadis berambut lurus sebahu berlari terburu-buru memasuki gerbang sekolah. Lagi-lagi ia kesiangan hari ini. Nyaris saja pintu gerbang akan ditutup. Gadis itu bernapas lega meski napasnya masih tersengal.