Nyonya Tua

Widyas
Chapter #2

Chapter 2

Rumah itu berdiri tenang di ujung jalan, terlindungi pagar setinggi tiga meter yang menjulang kokoh dengan besi tua berkarat. Tapi siapa pun yang lewat bisa tetap melihat pohon besar di tengah halamannya pohon tua dengan batang hitam keabu-abuan dan akar yang tampak seperti menjalar ke segala arah, seolah sedang menunggu sesuatu untuk jatuh ke dalam pelukannya.

Rana mendorong pintu pagar dan masuk.

Bunyi engsel tua berderit rendah, seperti menggumamkan sesuatu yang sudah terlalu sering dilupakan. Sepatu sekolahnya menjejak bebatuan kecil di jalur setapak. Daun-daun kering dari pohon besar beterbangan perlahan, tertiup angin sore yang tiba-tiba menusuk. 

“Nenek?” panggil Rana dari depan teras. 

Tidak ada sahutan. 

Ia menaiki tiga anak tangga kayu menuju pintu depan dan membukanya cepat. Rumah itu sepi. Terlalu sepi. 

“Nenek?” panggilnya lagi, kali ini lebih keras.

Tetap tidak ada jawaban. 

Langkah Rana berubah dari hati-hati menjadi panik. Ia menyisir ruangan satu per satu ruang tengah, dapur, kamar mandi, ruang tamu, kamar neneknya. Semua dalam keadaan seperti biasa. Rapi. Tenang. Tapi kosong.

Lalu ia melihatnya:

Lihat selengkapnya