OCEAN HOME NOT ALONE

R. Arvin Isnandar Miracelova
Chapter #3

Laut Rumah Kami

     

Di Suasana Pantai nan cerah lagi terik…

Anak-anak desa nelayan bermain di sebuah perbatasan negeri….

“udah ah capek main kejar-kejarannya berhenti dulu dong”seketika Umar si tukang makan rebahan di hangatnya pasir pantai….

Please stop play chasing I am so tired now

Yusuf si pemimpin mengajak istirahat dulu… “adeh capek adeh pea pea, jar jar kasian jar si umar jar ”

Ahhg Umar…..thats all?

 “tau tuh si Umar kasian”yang bernama Uti ikutan protes

Hmm so pity Umar

Yusuf kali ini menanggapi juga….“udah ngga makan makan lagi dah”

Hmmm stop eating then…

Ada yang protes…si Umar… “aaaah kotor tau”

Please is dirty

Yang namanya Essa tiba-tiba datang entah dari mana dan berujar “heh bung John”…asal sebut nama…

Hy man

“hey kalian ini ngga bisa liat orang seneng ya, bisanya mengganggu saja. Dasar Malaysia” ikutan si Alip….

Hmm you can see somebody else happy ya..why just bothering us..other country boy?

 

“iya nih memangnya apa salah kita?”saut si Uti…

Yes, what are our mistakes?

Yang namanya Essa menghardik…“pake bertanya. Liat ini!”

Still, asking?see this?

Dibalas yang namanya Fajar“aduh.. kasar banget sih”

Huh so rough..

Essa    kembali menghardik… “awak tuh sudah melewati perbatasan kita, awa bisa dituntut sebagai penyelundup”

You already pass our border…you can be accused as smuggler

Si pemimpin…Yusuf membalas singkat “kita tentuin”

Let we decide …just go

Essa    membalas kembali… “eh, jangan dulu pergi kalian, bisanya balik balik saje, urusan kita belum selesai. nah memang benar kata orang-orang, orang Indo tuh hanya pengecut semua”

Ehh don’t go…our business not yet done…you all coward people.

Yang namanya Fajar tak kalah menghardik “diam kau Malaysia! Jangan pernah kau menghina kami”

Shut up other country boy…don’t you ever insult us

Bersama-sama Alip&Uti menjawab… “kalian yang pengecut, bisanya berkoar koar saja sama mengaku mengaku saja bisanya huh”

You are that coward..just big mouth…

“yaudah kalian pulang sajalah”…Yusuf kali ini menawarkan spontan ….

Yah better you all go home

“hem.. Assalamualaikum ” tiba-tiba seorang berpakaian Uztad datang dan menyapa semua…

“hmm.. assalamualaikum ”

Anak-anak kaget namun membalas sapaan “walaikumusalam. Anak-anak tidak baik menjawab salam tanpa melihat orang yang memberi salamnya”namun Uztad tersebut menasehati semua…

Kids its not right if somebody call you politely but you don’t care..

Hadirnya seorang Uztad dari negeri jauh menjadi babak awal cerita…kisah …Ocean Home not Alone….selamat datang pak Uztad Mustofa Karim…

Essa dan Yusuf sembari menatap kali ini Pak Uztad Mustofa menjawab salam kembali…

“Waalaikumusalam pak.”

“Waalaikumsalam pak.”They are looking at Uztad/Priest.

Mustofa namanya yang melagenda di suatu zaman…. “Kalian tau? Salam itu adalah artinya memberi doa dan kesejahteraan untuk kita semua. Kalian tahu itu?”

You know what this call means is pray you also..

Yusuf langsung spontan menjawab “Paham pak.”

Yes sir..

Pak Uztad Mustofa pun lega… “Ya.. itu baru anak-anak yang baik.”

That’s good kids

“Bapak siapa?” rasa penasaran Uti…

Who are you sir

 “Anak-anak, perkenalkan… Saya Musthofa Karim, panggil saya pak Mustofa saja. Kalian ini siapa?”…

I am Uztad Mustofa Karim, just call me Uztad Mustofa…and you all?

Yusuf menjelaskan “Kami anak kampung sini pak. Saya Yusuf, ini Umar, ini Alip dan itu Fajar ”

We are kids from local village sire…I am Yusuf, this is Umar, Alif and Fajar...

Uztad Mustofa           : “dan ini?”

And this is…

“Saya Farid tapi dipanggil Essa… dan ini Mukro yg ini Ahmad”

I am Farid and this is Mukro and Ahmad

 “Ngomong-ngomong kalau boleh bertanya Bapak bukan dari sini ya pak? Bapak dari mana pak?” tanya Yusuf …

By the way, you seem not from here sir …where you from sir?

Suara lembut Pak Uztad Mustofa…“Kamu benar, Bapak datang dari seberang lautan sana, tuh jauh disana.”

You right I am coming from far away there…across that ocean?

Yusuf menatap kejauhan…“Pulau yang itu Pak?”

Which island sir?

Wajah berpikir Umar yang menggemaskan…         “Kok ga keliatan Pak? Seberang mana?” sembari menatap kejauhan...

Why can not see sir?which part?

Pak Uztad Mustofa tersenyum….“Karena jauh jadinya tidak kelihatan, tuh di seberang pulau itu.Kayanya panas ya disini.”…lanjutnya…

Because so far so we cant see…right that across..hmm feel so hot here right?

Sok yakinnya Umar…“Iya pak, disini sering ujan eh.. sering ujan, disini jarang ujan.”

Yes sir,so long not rain here...

Yusuf             : “Kamu sih kebanyakan makan sih.”

Because you eat so much

Pak Uztad Mustofa    kembali tersenyum… “Maksud Bapak, karena suasananya panas, hati kalian panas, jadi suasana bertambah panas.”

What I mean, because your heart still angry so the weather feel so hot.

 

“Maaf pak, disini jarang ujan.” Umar si tukang makan masih tidak paham alias telat mikir…:)

Sorry sir..but yes never raining here..

Yusuf geleng-geleng…. “Udah dibilangin, itu gara-gara karena panas (hati), Umar-umar.”

Hmm Umar..he said already its because of our angriness..Umar????ckckckck

Pak Uztad Mustofa hanya tertawa… “hahaha.. diulangin lagi, maksud Bapak karena suasana hati kalian yang panas, itu jadi tambah panas.”

Hahaha…I mean because of your angriness so the weather feels more hot…

Pak Uztad Mustofa tiba-tiba memberi nasihat… “Anak-anak, tak baik hati yang bersih, yang lembut, dibiarkan selalu panas. Ibarat kompor nanti bisa MELEDAK! Anak-anak kenapa sih selalu bertengkar? Apa masalahnya?

Kids not good if your kind heart lets to be hot just like a stove that blows up..Why you always fight?what is the problem?

Ada yang sok beralasan…si Essa…“Orang-orang indon duluan pak cik. Mereka melanggar daerah kamipak cik. Kita bela Negara kami pak cie. Kita Malay mereka Indon”

The Indonesian first sir…he is across our border, we defend our country sir...

Yusuf tak terima …. “Hey!”

Hy

“Tak baik bicara keras di depan orang tua, tak sopan kalian”.Pak Ustad Mustofa berusaha menghentikan pertengkaran kali ini….

Not polite talking rough in front of older people

Pak Uztad Mustofa kali ini memberikan petunjuknya…“Anak-anak, coba tenangkanlah hati dan pikiran kalian. Coba kita tarik nafas, tarik nafas kembali…Yang berulang…Tarik panjang nafas biar lebih tenang lagi. Ayo ikuti bapak.”…tampak tarik nafas menyebabkan wajah lucu asing-masing anak terutama si Umar si tukang makan yang tampak kebingungan…

Kids, let your heart and head calm down first, take your breath, breathing longer…follow me

Uztad Mustofa kali ini menghentikan tarikan nafasnya…“udah lega kan sekarang?”

Feel relief right?

Anak-anak serempak menjawab… “udah paaaak”

Yes sir...

Essa berasalan “Kita hanya meniru orang dewasa pak cik.”

We just follow adult people sir

“Tak semualah orang dewasa itu benar.”jawab si Uztad Mustofa…

Not all adult people are right

Pertanyaan bijak dari si Yusuf… “ jadi orang dewasa itu bisa salah juga ya pak?”

So adult people can do wrong also sir?

Pak Uztad Mustofa mengangguk meng iya kan… “Orang dewasa kan juga makhluk ciptaan Tuhan, jadi kalian contoh lah orang-orang dewasa yang selalu menebarkan kasih sayang. Cinta pada alamnya, dan yang paling penting cinta pada Tuhan tercinta.Ya?”

Yes, of course, they are also God creatures, not all human is perfect. Better you just follow older people that teach love to each other. Love nature,human, and the most important to God.

Anak-anak serentak… “Iya pak.”

Yes sir

Pak Uztad Mustofa    kembali memberi nasehat… “coba pikirkan, walaupun kalian beda kampung, beda negara tapi kalian hidup adalah di dunia yang sama. Kembali menghirup udara yang sama, minum air yang sama, dan kalian kan tidak bisa memilih kalian dilahirkan oleh seorang ibu, dan harus tinggal di daerah mana atau negara mana, betul tidak?”

So if you can think better, even you are a different village, a different country but you alive in the same world, breathe the same air, drink the same water, and you can not choose who is your mother and where country do you have to stay right?

Anak-anak serentak lagi “Betul.”

Right

Pak Uztad Mustofa kembali memberi petuah nya…“Untuk itu carilah persamaan, apa persamaan kalian?”

So please find what the same among us, not just the difference..so what is our equality each other?

Yusuf menjawab…“Sama-sama tinggal di pulau pak.”

We live in the island

Essa menjawab…“Sama-sama anak nelayan pak cie.”

We are children of the sailor…

Pak Uztad Mustofa membalas…“Betul.”

Right

Sigap Galung menjawab…“sama2 manusia pak!”

We are the same human

Kali ini Umar seperti jawaban mengigau“sama2 suka laper lah pak!”…makanan saja memang di benaknya J

We are always hungry sir..

Pak Uztad Mustofa hanya tersenyum simpul “nah apa lagi kan perbedaannya, kalian adalah anak2 muda … yang akan menjadi penerus bangsa kalian masing-masing, …jadi kalian mencintai kan daerah kalian masing-masing dan Negara kalian masing-masing..."...  

And you all become children of generation that bring your future nation, so you right still have to love your own country,,do you love your country?

 

Anak-anak serempak dan suara lantang… “cinta pak!” Yes we love sir Pak Uztad Mustofa merasa lega...“itu yang benar, sekarang kalian bersalaman dan kita bersahabat, oke

ayo….”

Ok then let go shake hand become best friends now..no more hostility

Yusuf sepakat…. “sekarang kita saudara”

Now we are brother

Uztad Mustofa setuju…“nah itu lebih baik Sekarang kita bermain bersama disana..yo!!”

That’s much better, let go play around now…

“Ya udah sekarang bertemen ya ngga usah berantem lagi” Yusuf mengulurkan genggaman mengajak berdamai…perdamaian anak Indonesia dan

Malaysia…persaudaraan serumpun..

Ok let don’t fight anymore..

Begitu dong damai kan lebih indah….:)Akhrnya semua pada menari-nari riang bersama

All dancing together

MENARI JIWAKU

Saat menari kurasa berpikir

Tidak saja berpikir tuk gemulai

Berpikir kisah hidup

Berpikir kebijakan

Berpikir sesama

Berpikir yang jiwa telah pergi

Berpikir dekat padaNYA

Menari oh kumenari

Hidup bergemuruh

Lihat selengkapnya