Ochilisious

Aprilia Ningsih
Chapter #14

Bab 14

Ochi masih tidak mengerti pertanyaan yang di ajukan awak media padanya. Sepanjang perjalanan dia memikirkan pertanyaan itu sampai hampir lupa kalau sekarang Geva menyupirinya. Jantung Ochi masih memompa sangat cepat hingga Ochi masih merasakan gugup. Kejadian tadi sangat tiba-tiba dan cepat.

Ochi memang selebgram, tapi hanya sebatas itu. Hampir tidak pernah menampilkan diri di depan publik. Sekedar wawancara biasa dengan wartawan pun dia tidak pernah. Ochi hanya merasa dirinya di kenal di dunia maya karena akun sosial medianya yang memiliki jutaan pengikut. Sedang dia sendiri hanya mengikuti akun Geva di instagram. Jadi, apa yang sudah dia lakukan sampai para wartawan itu memburunya di dunia nyata?

"Mereka tadi nanya apa?" Suara Geva tiba-tiba.

"Hah?" Ochi seperti tersentak, kembali ke dimensi saat ini, "ga tau, Ochi juga ga ngerti pertanyaannya."

Oke, sekarang otaknya harus bekerja normal. Kenapa Geva tiba-tiba menjadi pahlawan untuknya?

"Kakak kenapa malah bantu Ochi? Kerjaannya gimana?"

"Kakak sudah kirim pesan ke rumah sakit, nanti di ganti yang lain dulu." Geva menghentikan mobil karena lampu merah menyala, "kamu ada masalah?"

Ochi memalingkan wajah dari jendela dan menunduk dengan remasan tangan yang makin kuat karena takut. Ia ingat wartawan itu tadi menanyakan jadwal panggilan ke kantor polisi. Bahkan pertanyaan itu belum pasti, kenapa rasanya menakutkan sekali jika mendengar kata 'polisi'.

"Ochi ga tau, ga ngerti salah Ochi di mana sampai wartawan nyariin." Ochi membenci dirinya yang tidak bisa memberi jawaban tepat untuk Geva. Sifat apa sih ini namanya? Ceroboh? Selebor? Bego atau apa? Perbuatan sendiri saja tidak tahu.

Kenapa saat dirinya ingin menunjukkan sikap dewasa pada Geva malah situasi yang ia alami semakin menunjukkan kekurangannya?

Mungkin mereka memang tidak berjodoh. Sekarang bertambahlah sudah daftar sifat buruknya di memori Geva.

Ochi tiba-tiba mengangguk cepat mengingat bahwa hubungan mereka sudah berakhir. Paling tidak kenyataan itu meringankan bebannya sedikit. Ujung matanya menumpahkan tetesan. Entah itu simbol senang atau sedih perasaannya.

"Kalau ada masalah cerita aja, Chi!"

"Enggak ada, Kak. Ochi ngerasa ga pernah bikin ulah macam-macam, lagian kita udah selesai, Kakak ga perlu___"

"YOSICHA!"

Ochi tersentak karena terkejut oleh suara Geva yang membentaknya. Grva merasa Ochi sudah keluar dari jalur pembahasan mereka.

Geva mendengkus sesaat sebelum membuka suara.

"Kakak cuma minta kamu cerita kalau memang ada masalah, bukan merevisi hubungan kita."

Ochi kini mulai gugup saat menyadari bahwa lampu sudah menyala hijau, tapi Geva belum berniat menjalankan mobil.

"Kak!"

"Dengar Kakak! Silakan lakukan apapun yang kamu mau, apa yang kamu putuskan tadi di kafe, Kakak akan menghormatinya,"

"Kak udah hijau."

"Kakak belum selesai, kakak memang salah, apa yang kamu dengar kemarin di ruangan kakak..." Geva meremas stir entah untuk alasan apa, ia seperti menggeram sebelum melanjutkan kalimatnya, "tapi kalau kamu dengar semuanya, sampai selesai, kakak yakin kamu ga akan bersikap kayak gini. Percuma kakak membela diri kalau kamu sudah menyimpulkan sendiri. Kamu mau nganggap kita selesai, terserah, tapi maaf kakak belum mengiyakan. Itu keputusan sepihak kamu. Jadi nanti kalau sudah waktunya kakak harus melakukan apa yang harus kakak lakukan, kamu harus menerimanya."

Demi semua koleksi sepatu mahal Ochi di lemari, Ochi sama sekali tidak mengerti maksud ucapan Geva. Ochi hanya bisa bernapas lega karena setelahnya Geva menjalankan mobil yang mereka tumpangi. Lepas dari situasi gila yang Geva buat. Badan Ochi hampir bergetar keras mendengar klakson kendaraan lain yang ditujukan untuk mereka.

Sampai mereka tiba di depan gerbang rumah Ochi dan gerbang itu terbuka otomatis, Ochi tidak bicara sepatah katapun. Geva juga begitu, tenggelam dengan pikirannya sendiri.

Ochi mulai panik lagi menyadari banyaknya mobil yang terparkir di halaman. Ia mengenal pemilik setiap mobil itu. Bahkan mobil papanya juga sudah ada di sana. Biasanya Yundhi tidak ada di rumah di waktu seperti sekarang. Perutnya mendadak mulas kalau orang berkumpul di rumahnya karena berhubungan dengan dirinya. Ochi masih tidak bergerak meski Geva sudah membuka pintu.

"Ayo," kata Geva dengan tangan terulur. Ochi menatapnya ragu.

Dari kejauhan Ochi melihat Tiara membuka pintu, dan suara mobil lainnya menyusul. Ochi melihat kaca spion, mobil Cae yang datang. Jelas sudah mereka berkumpul di rumahnya karena masalah yang ia timbulkan. Ochi menunduk lemas.

"Chi," suara Geva lagi.

"Ochi ga tau salah Ochi dimana, Kak. Sumpah Ochi selalu jadi anak manis selama ini." Kata Ochi dengan bahu bergetar. Hancur sudah pertahanannya untuk tetap tegar. Kenapa sih hari ini sebegitu kacaunya? Putus dari Geva harus berbuntut masalah dengan wartawan dan pihak berwajib berikutnya.

Lihat selengkapnya