Angela dan sahabat-sahabatnya menuju kantin di jam istirahat. Ia berjalan paling belakang. Sherin, Naya dan Dila berjajar berjalan di depannya.
Angela berjalan santai di belakang ketiganya sembari sesekali menengok kanan kiri melihat sekitar. Saat beberapa langkah lagi mau memasuki kantin, mendadak ketiga temannya berhenti.
Angela menabrak Dila yang tepat ada di depannya. Ekspresi Angela langsung kesal. Hidungnya terasa ngilu gara-gara menabrak kepalanya Dila. Ia meringis.
”Kalian kenapa sih? Berhenti mendadak kayak gini,” pekiknya.
”Kita balik aja yuk,” sahut Sherin
”Iya yuk! Batal aja. Nggak usah ke kantin,” imbuh Naya.
Angela menatap temannya.
”Aku haus. Mau beli minum di kantin.”
”Jangan, Njel!! Balik ke kelas aja gih! Ntar aku belikan kamu minuman kemasan gitu. Aku antar ke kelasmu deh,” kata Dila menimpali. Yang lain mengangguk setuju.
Angela menatap curiga teman-temannya. Heran melihat ketiganya mendadak kompak mengajak pergi meninggalkan kantin yang tinggal beberapa langkah lagi itu. Padahal ketiganya tadi yang justru semangat mengajaknya ke kantin.
Angela mencoba maju. Ketiganya kompak menghalangi. Angela semakin keheranan.
”Kalian ini kenapa sih?”
Ketiganya langsung berusaha menjauhkan Angela dari kantin. Sherin dan Naya menarik tangan kanan kiri Angela. Sedangkan Dila mendorong pundak Angela supaya bergeser menjauhi kantin. Angela mencoba bertahan. Sesaat keempatnya terlihat sedang terlibat aksi dorong dan tarik menarik di depan kantin.
”Aku mau ke kantin,” teriak Angela seraya berusaha melepaskan kedua tangannya yang sedang di pegang Dila dan Naya.
”Jangan! Jangan ke kantin deh pokoknya,” ujar Sherin.
”Ada apa sih di kantin? Kok kalian melarangku ke sana?”
”Ada yang nggak ngenakin aja deh pokoknya,” sahut Naya.
”Apa itu?”
”Udah nggak perlu tahu detilnya,” timpal Dila.
Ketiganya kembali berusaha menjauhkan Angela dari kantin. Di saat itu muncul sebuah suara.
”Kak Angela!”
Angela menoleh.
”Raffa, tolongin aku Raffa,” teriak Angela.
Raffa menatap kebingungan. Ia tak paham maksud Angela. Di tangannya tampak proposal yang sudah digandakan.
”Nolongin apaan kak?”
”Tolong bantuin aku melepaskan tanganku yang dipegang teman-temanku ini!”
Raffa mendekat. Dila, Naya dan Sherin terdiam. Ketiganya seperti takjub melihat Raffa. Maklum, selama ini ketiganya belum pernah melihat Raffa. Belum sampai tangan Raffa menyentuh pergelangan tangan Angela yang di kunci oleh Sherin, terdengar pertanyaan penuh selidik.
”Kamu siapa?” tanya Sherin.