Angela mengelap keringat yang membasahi keningnya dengan tangan kirinya. Setelah itu ia merapikan ikatan rambutnya yang terasa melorot. Setelah rapi, ia berjalan menuju meja salah satu undangan. Di meja itu tergeletak kardus berisi air mineral dalam kemasan gelas. Bergegas ia berjalan menuju kardus itu karena merasa haus sekali.
Sejak pukul 08.00 wib semua panitia Pensi sudah ada di gedung kesenian untuk persiapan nanti malam. Hanya yang bertugas menjemput artis di bandara saja yang tak perlu ke gedung kesenian. Pagi tadi Gustav di grup WA panitia Pensi mengatakan kalau ia menyusul ke bandara karena Elang Bayu mengabari jika ternyata kurang satu armada penjemputan lagi untuk membawa perlengkapan bintang tamu. Gustav meminjam mobil ayahnya untuk menjadi tim penjemputan.
Pagi tadi, timnya Aldo Hilmi yang sudah datang lebih dulu di gedung kesenian. Sebagai koordinator sie perlengkapan, Aldo dan timnya sudah datang lebih dulu. Mereka membawa semua perlengkapan yang dibutuhkan untuk pertunjukan malam nanti.
Semua pengurus OSIS adalah panitia Pensi, jadi semuanya pagi ini sibuk membenahi ruangan yang akan dipakai buat keperluan Pensi nanti malam. Angela ikut mengangkati kursi untuk menata ruangan sesuai gambar yang sudah di buat Aldo Hilmi dan timnya. Sekitar 30 menit yang lalu Sahadewa Band usai chek sound dan meninggalkan gedung kesenian. Gustav, Elang dan Rizal beserta Bu Sofie menemani mereka untuk menunju hotel dan makan siang.
Angela menggerakkan tangan kanannya ke dalam kardus untuk mencari air mineral. Tapi ia harus kecele karena tak ada satu pun air mineral gelas di dalam kardus itu. Segera saja raut mukanya menunjukkan kekecewaan. Kerongkongan jadi terasa makin kering. Dengan raut muka yang masih kecewa itu ia menghempaskan pantatnya ke kursi terdekat, meratapi diri tak bisa membasahi kerongkongannya dengan air minum dengan segera.
Ia menyandarkan kepalanya di sandaran kursi, meluruskan kakinya. Kemudian memejamkan mata beberapa detik. Angela menghela dan menghembuskan nafas panjang untuk mengusir kesalnya akibat tak mendapatkan air mineral untuk diminumnya. Beberapa detik ia masih sibuk menenangkan diri.
”Kak Angela haus?”
Angela membuka matanya. Segera ia mendapati Raffa berdiri tak jauh dari kursinya.
”Iya. Haus banget Raff,” sahut Angela sembari menarik kepalanya dari sandaran di kursi.
”Ini, Kak!” sahur Raffa sembari menyodorkan air mineral botol yang ada di dalam plastik berlabel salah satu minimarket dengan tangan kanannya. Sepertinya Raffa baru saja membeli air minum dari minimarket di sekitar lokasi gedung kesenian. Karena di tangan kirinya juga tampak air mineral botol yang isinya sudah berkurang. Kemungkinan tadi Raffa sama seperti Angela, kehausan dan langsung pergi ke minimarket untuk membeli air minum.
Wajah Angela langsung berbinar bahagia. Tanpa dikomando dua kali ia langsung menyambar plastik itu. Raffa hanya merespon dengan senyuman lebar melihat betapa tak sabarnya Angela saat itu.
”Ada snack di dalamnya. Kalau kakak laper bisa dimakan dulu. Tim konsumsi masih mengambil makanan dan membeli air kemasan lagi,” imbuh Raffa.
Angela langsung mengangguk kuat-kuat. Ia sudah terburu-buru membuka tutup botol air mineral. Jadi tak menjawab dengan ucapan. Raffa kembali tersenyum lebar melihat itu. Ia kemudian duduk di salah satu kursi tak jauh dari Angela. Senyumnya terus mengembang saat melihat Angela minum air dari dalam botol itu dengan tak sabar.
Angela menyudahi minum setelah hampir separuh isi botol air minum berpindah ke dalam kerongkongannya. Ia meneguk beberapa kali terus berhenti untuk menarik nafas sebentar. Setelah itu ia melanjutkan meneguk air mineral lagi hingga isinya nyaris tinggal separuh. Usai minum ia membuka kemasan snack dan segera memakannya.
”Kakak keliatannya lapar banget.”
Angela menjawab dengan anggukan.
”Kakak sih tadi ikutan angkat-angkat kursi dan meja juga. Jadi laper sekarang. Harusnya Kakak, nyapu atau membantu memasang ornamen dekorasi panggung saja. Biar nggak terlalu capek. Sampai kehausan dan kelaparan gini.”
Angela mencoba tersenyum lebar di antara mulutnya yang sibuk mengunyah snack.
”Biar cepat kelar, Raff. Jumlah panitia sedikit. Acara sudah mepet. Jadi ya ayo gotong royong.”