"Ris, Faris!" Pekik Kiara, ia terbangun dari mimpinya, mimpi tentang kenangannya bersama Faris.
Rupanya ia telah tertidur saat pulang dari sekolah, bahkan seragam sekolahnya pun belum berganti. Kiara menyadari jendela kamarnya hanya tertutup vitrage—dalaman gorden. Ia beranjak dari kasurnya hendak menutup gordennya. Namun ia menyadari jendela rumah milik Yuda menampakkan siluet seseorang yang terlihat sedang memandang ke arah kamarnya.
"Ngapain Yuda ngeliatin kesini?" Guman Kiara.
"Dasar biang kerok!" Kiara menutup gordennya dengan kesal, entah apa yang membuatnya begitu tak suka dengan tetangga barunya itu. Mungkin karena besar harapannya Faris akan datang kembali menempati rumah itu, Kiara masih meyakini Faris memiliki alasan khusus tentang alasan meninggalkannya begitu saja.
Tok tok tok!
Suara ketukan pintu terdengar cukup lantang dari luar kamar Kiara, segera ia membukakan pintu kamarnya. Terlihat wajah panik Bi Nah dari balik pintunya.
"Kenapa Bi?" Tanya Kiara.
"Anu Non, ini Bibi mau kerumah sakit." wajah Bi Nah terlihat begitu cemas dengan sedikit terburu-buru.
"Lho ngapain Bi?"
"Mang Ujang Non, pingsan di kamar mandi."
"Saya telpon ambulans ya Bi." Kiara ikutan panik.
"Gak usah Non, tadi Bibi minta tolong sama Mas Yuda buat anterin, itu orangnya udah standby di mobil, ini saya cuma mau pamitan aja takut Non nyariin." Bi Nah menjelaskan dengan cepat.
"Saya ikut Bi."
Kiara mengambil sweater yang tergantung di kursi belajarnya, kemudian mengambil tas, dompet dan handphone-nya dengan sedikit terburu-buru. Terlihat ia yang paling akhir menaiki mobil milik Yuda, mobil Fortuner warna hitam yang jarang dipakai karena selalu terparkir di halaman rumah Yuda.
Kiara duduk di sebelah Yuda, ia mengacuhkan semua perasaan kesalnya, karena menurutnya saat ini kesehatan Mang Ujang jauh lebih penting. Bi Nah duduk di kursi tengah bersama dengan Mang Ujang dengan posisi kepalanya berada di pangkuan Bi Nah, Yuda pun melajukan mobilnya dengan cepat, bahkan gerbang rumah Kiara tak sempat ditutup.
Sesampainya di rumah sakit, Mang Ujang segera dilarikan ke UGD, hanya Bi Nah yang menemani masuk, sedangkan Kiara dan Yuda menunggu mereka di luar.
"Lo tunggu disini ya." Ujar Yuda pada Kiara, Kiara hanya menganggukkan kepalanya tanpa bertanya.
Tak berselang lama Yuda datang kembali membawa satu kantong plastik berisikan empat botol air mineral berukuran enam ratus mililiter.