Semenjak Bi Nah dan Mang Ujang meninggalkan rumah Kiara, ia menjadi tak betah pulang ke rumah. Meskipun ada maminya dirumah, namun seringkali ia lebih memilih untuk menghabiskan waktu sampai benar-benar sore di sekolah, bahkan beberapa kali menginap dirumah Mia.
Seperti saat ini Kiara dan Mia sedang berada di sebuah Cafe yang sedang hits di Senayan Park. Cafe dengan view danau, paling enak dinikmati dari sore hari sampai malam.
Kiara menyeruput es kopi susunya, menikmati indahnya sore hari sambil diiringi live musik.
'Sudah kucoba sepenuh hati
Untuk menjadi malaikat
Menepikan perasaan runtuhkan egoku
Namun sayapku remuk'
Lagu Tertawan Hati dibawakan dengan gaya akustik oleh seorang penyanyi pria sambil memetik gitarnya, suaranya nampak familiar di telinga Kiara.
"Mia Lo kenal suara ini ga sih?" Tanya Kiara, Mia hanya mendelik sebentar lalu fokus lagi pada ponselnya.
"Mia, jawab gue."
"Ga tau, emang suaranya siapa?" Jawab Mia namun matanya tak lepas dari ponselnya.
"Yuda." Mata Kiara terpaku pada panggung yang sedikit jauh dari spotnya duduk, namun ia masih bisa mengenali sosok itu.
Mia menoleh ke arah Kiara melihat, mulutnya menganga melihat penampilan Yuda, menurutnya pria itu tampak lebih tampan tanpa seragam sekolah.
"Daebak!” Mia berdecak kagum, ia bahkan tak sadar mengatakannya dalam bahasa Korea.
"Kok dia ada disini ya?" Kiara merasa heran kenapa ia selalu dipertemukan dengan Yuda, suatu kebetulan yang tak diharapkan.
"Jodoh Lo tuh." Mia berucap secara spontan.
Kiara menatap sebal pada Mia, sahabatnya itu selalu saja berkata seenaknya. Apa dia tidak tahu jika Kiara masih belum melupakan Faris, lihat saja wajahnya selalu murung.
Mia mengatupkan bibirnya, lalu cengengesan melihat Kiara yang melotot ke arahnya. Lebih baik melihat ponsel saja pikirnya.
Ternyata Yuda menyadari kehadiran kedua temannya itu, saat break bernyanyi ia menghampiri tempat duduk Kiara dan Mia.
"Hai, kalian disini." Sapanya ramah.
"Iya, Lo ngapain barusan?" Tanya Mia basa-basi.
"Nyanyi lah."
"Ya semua orang disini juga bisa liat kali Yud, maksud gue Lo ngapain kok nyanyi disini?"
"Ya kerja lah, gue part time nyanyi di cafe ini." Jawab Yuda sambil menggulung lengan kemejanya.
"Hah? Kok bisa cowok elit kayak Lo kerja part time?" Mia terlihat begitu heran.
"Elit?" Yuda mengernyitkan dahinya.
"Ya maksud gue, Lo kayaknya bukan orang yang kekurangan uang, apalagi kita masih anak sekolah yang ga perlu cari duit sendiri." Ujar Mia sok tau, Kiara hanya memandang ngeri ke arah Mia, sahabatnya ini terlalu mau tau urusan orang lain.
"Ckckck, ga selalu soal uang kok. Gue cuma cari pengalaman, lagian passion gue ya di dunia musik. Semakin banyak jam terbang bikin gue semakin percaya diri dan ga demam panggung kedepannya." Yuda mencoba mengubah sudut pandang Mia.
Mia manggut-manggut, pemikiran Yuda ada benarnya juga. Selama ini dia hanya tau belajar dan bermain, bahkan ia belum menentukan kedepannya dia harus bagaimana. Mau kuliah dimana dan ambil jurusan apa, dia bahkan belum memikirkannya.
"Gue balik kerja dulu ya." Yuda menyudahi percakapannya dengan Mia, melirik sebentar pada Kiara sebelum kemudian kembali ke panggung.
Kiara kembali menyeruput Es Kopinya, memandang ke arah danau, sesekali melihat penampilan Yuda. Lagu-lagu yang dibawakan Yuda membuatnya teringat akan Faris, tanpa ia sadari bulir air matanya jatuh perlahan.
Flashback On