Pagi hari yang cerah, Yuda sedang mengeluarkan motornya hendak berangkat ke sekolah. Saat ia melihat Tante Sonia, Mami Kiara yang sedang ada di halaman, dia pun dengan ramah menghampirinya dan menyapa.
"Selamat pagi, Tante." Sapanya sambil mendorong motornya.
"Eh ada Yuda, kok masih aja panggilnya Tante sih Yud." Lagi-lagi Sonia protes pada putra sahabatnya itu.
"Hehehe, iya maaf Mamiku yang cantik." Yuda cengengesan.
"Ah bisa aja nih bilang Mami cantik, cantikan mana sama Kiara? Hayoo!" Todong Sonia bercanda.
"Ya… Cantik dua-duanya lah, Mi." Jawab Yuda, wajahnya terlihat sumringah.
"Kamu mau bareng Kiara, Yud? Mami panggilkan dulu ya."
Sonia segera masuk ke dalam rumah tanpa menunggu jawaban Yuda terlebih dahulu, padahal Yuda dan Kiara tidak janjian untuk berangkat sekolah bersama.
Tak berselang lama Kiara dan maminya datang bersama, terlihat Kiara seperti terpaksa ikut dalam rangkulan Ibunya. Melihat itu Yuda menjadi tak enak sendiri, ia takut Kiara akan semakin menjauh jika terus-terusan di paksa begini.
"Mami, aku bisa berangkat sendiri!" Protes Kiara, wajahnya terlihat cemberut saat melihat Yuda masih menunggu di halaman rumahnya.
"Udah kamu nurut aja, kasihan Yuda sudah nungguin kamu dari tadi." Bisik Sonia seolah tak ingin Yuda mendengar ucapannya yang memaksa Kiara.
"Ya udah pamit dulu ya, Mi." Yuda menyalami Mami Kiara sebelum beranjak menuju motornya.
"Iya hati-hati ya, nanti pulangnya titip Kiara lagi ya Yud." Sonia melambaikan tangan kepada Yuda dan Kiara sebelum motor Yuda tak terlihat lagi oleh matanya.
Yuda memperhatikan wajah Kiara dari spion motornya, Kiara masih terlihat cemberut, entah bagaimana cara untuk memperbaiki keadaan.
"Lo ngapain sih pake jemput gue segala kerumah?" Tanya Kiara sewot.
"Gue ga maksud gitu kok, nyokap Lo aja yang salah paham, tadi gue niatnya cuma mau nyapa doang terus cabut." Yuda mencoba menjelaskan kesalahan pahaman yang terjadi pada Kiara.
"Jangan sok akrab mangkanya!" Cerca Kiara.
"Masa iya gue cuekin gitu aja nyokap Lo, jelas-jelas beliau sahabat Bunda gue. Jangan terlalu negatif mikirnya, lagian gue heran deh sama Lo, apa sih salah gue sampe segitunya Lo ga suka sama gue. Kayaknya apapun yang gue lakuin selalu salah buat Lo!" Keluh Yuda, nadanya terdengar sedikit kesal.
Kiara terdiam, perkataan Yuda benar adanya jika sikap tak sukanya pada Yuda terlalu berlebihan.
"Gue ngerti Lo lagi di masa terpuruk, tapi ga baik juga kalo Lo selalu menutup diri begitu Kiara. Buka mata Lo, banyak yang sama Lo." Yuda mengencangkan volume suaranya, agar Kiara bisa mendengar dengan baik setiap kata-katanya.
"Lo bilang Lo kesepian, Lo juga bilang ga ada yang bisa ngerti Lo. Tapi setiap ada yang mau bantu Lo dan nemenin Lo, malah Lo sendiri yang nolak mentah-mentah."
"Jangan sampai apa yang Lo lakuin, bikin Lo kehilangan semuanya!"