Pagi ini Yuda penuh semangat menjemput Kiara dirumahnya, bukan hanya karena Mami Sonia yang memintanya melakukan itu, namun semalam Kiara juga memintanya secara langsung.
"Selamat Pagi Mami Cantik." Sapa Yuda ceria, tak lupa ia menyalami tangan Mami Sonia.
"Sumringah amat mukanya." Ledek Mami.
"Hehehe, masa sih Mi? Yuda gini-gini aja kok!" Yuda nyengir kuda, benar rasanya jika hari ini dia lebih terlihat riang.
"Pagi cantik, mau berangkat sekarang?" Ucap Yuda ketika melihat Kiara menampakkan dirinya di balik pintu.
"Hmm, siapa kamu? Berani sekali rayu-rayu istri dan anak saya!" Tiba-tiba saja Papi Kiara ikut memperlihatkan wujudnya, rupanya ia dan Kiara sedari tadi ada di balik pintu. Papi memasang wajah sok galak.
"Eh om, maaf sa-saya ga maksud gitu." Ucap Yuda terbata.
"Hahaha." Kiara dan kedua orangtuanya tertawa bersama melihat wajah kikuk Yuda, Yuda hanya menelan salivanya, terlihat ia sedikit gugup.
"Jadi kamu yang namanya Yuda?" Papi mengulurkan tangannya, saat Yuda menyambut ia segera menarik tubuh Yuda.
"Jagain Kiara ya, Mamimu sudah cerita semuanya…”
“...Saya percayakan kiara sama Kamu!" Bisik Papi sambil menepuk-nepuk pundak Yuda.
"I-iya Om." Yuda tergagu.
"Jangan panggil Om, Yud. Kamu kayak sama siapa aja!" Timpal Mami.
"Anggap saja Mami sama Papi ini orang tuamu juga, mana tau nanti kamu jadi jodohnya Kiara." Ujar Mami setengah bercanda.
"Mami! Kiara masih sekolah kok udah bahas jodoh aja!" Kiara protes, bukan karena ia tak suka dijodohkan, ia hanya malu dan takut jika Yuda merasa tak nyaman atas sikap Maminya yang sedikit berlebihan.
"Ya kalau ga jodoh pun gak apa, Mami sama Papi tetap anggap Yuda anak, iya kan Pi?"
"Iya Mi." Papi turut mengiyakan, sejak dulu mereka berdua memang ingin menambah satu anak laki-laki, namun sayangnya sejak melahirkan Kiara rahim Sonia bermasalah. Jadilah Kiara anak satu-satunya yang mereka sayangi.
"Yuda yuk berangkat, nanti kita terlambat." Potong Kiara sebelum Mami dan Papinya membuat mereka terlambat ke sekolah.
Kiara menyalami Orang Tuanya, lalu segera mendorong tubuh Yuda sampai ke motornya yang terparkir, tepat di depan Pagar Kiara.
Yuda dengan sigap memasangkan helm pada Kiara, membuat gadis di hadapannya ini tersipu malu.
"Yud, aku bisa sendiri kok!" Kiara berusaha menyembunyikan rasa malunya.
Yuda hanya tersenyum dan memakai helmnya, ia tak menjawab Kiara.
"Hati-hati ya!" Pekik Mami yang sedari tadi masih memperhatikan mereka.
Yuda dan Kiara melambaikan tangan ke arah Sonia, lalu motor Yuda pun melaju menuju sekolah.
Sepanjang jalan Yuda sering melirik ke arah spion motornya, yang memantulkan Wajah Kiara.
"Fokus lihat jalan, Yud!" Tegur Kiara yang menyadari tingkah Yuda sedari tadi.
"Hehehe, maaf. Habis hari ini kamu beda banget Kiara."
"Beda?" Kiara mengerutkan dahinya.
"Lebih cantik dari biasanya, mata kamu yang berbinar dan pipimu yang memerah…"