Oh My First Love

Dea Avisca
Chapter #21

Perubahan Yuda

Pagi harinya Kiara telah bersiap akan pergi ke sekolah, ia juga sudah menghabiskan sarapannya dan menunggu Yuda menjemputnya.


Dua puluh menit lamanya ia telah menunggu, tak seperti biasanya Yuda terlambat menjemput.


'Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada di luar jangkauan' Kiara menelpon Yuda, pada awalnya nomornya aktif namun anehnya saat telpon yang ketiga ponsel Yuda menjadi tidak aktif.


"Belum berangkat?" Tanya Papi heran melihat Kiara masih duduk di sofa.


"Belum, Pi. Yuda belum ada kabarnya."  Kiara cemberut.


"Samperin aja ke rumahnya." Usul Papi.


Kiara mengikuti saran dari Papinya, ia mendatangi rumah Yuda dan memencet tombol belnya.


"Hai, Kiara." Sapa Bunda Rahma ramah padanya.


"Yudanya ada Tante?" Tanya Kiara canggung.


"Yuda udah berangkat dari jam tujuh tadi, ada perlu apa ya?"


"Oh, ga ada kok Tante. Kiara pergi dulu ya." Pamit Kiara, tersimpan sedikit rasa kecewa di hatinya.


Kiara berjalan pulang, sepertinya ia akan terlambat ke sekolah jika haru naik taxi online.


"Kenapa mukanya gitu?" Tanya Papi saat melihat wajah putrinya menekuk.


"Yuda udah berangkat, Pi.." Ucap Kiara pelan.


"Mau Papi Anterin aja?"


Kiara mengangguk, berangkat sekolah diantar Papi bukanlah ide buruk. Papi segera naik ke mobilnya yang baru saja ia panaskan itu, seperti sudah firasat jika mobilnya akan dipakai pagi ini.


"Cemberut aja sih, Ra? Kamu berantem sama Yuda?" Tanya Papi saat mereka dalam perjalanan ke sekolah.


"Ga kok, mungkin Yuda ada hal penting jadinya buru-buru ke sekolah." Kiara menenangkan dirinya sendiri, berusaha berpikiran positif saja.


"Saran Papi, kamu fokus sekolah aja dulu, ga usah cinta-cintaan."


"Dih siapa yang cinta-cintaan sih, Pi!" Kilah Kiara.


"Papi juga pernah semuda kamu Kiara, jadi Papi tau kalau kamu ada perasaan sama Yuda." Ucap Papi percaya diri.


Kiara diam tak bergeming, bagaimana Papi bisa menyimpulkan perasaanya pada Yuda, sedangkan ia saja masih dilema akan hatinya.


“Papi ini lucu deh, kemarin aja jodoh-jodohin aku sama Yuda, sekarang malah beda lagi. Papi plin plan banget sih!” Sungutnya kesal.


"Papi cuma ga mau kamu sakit hati seperti ceritamu dan Faris. Ingin rasanya Papi hajar Faris, berani-beraninya dia menyakiti Putri Papi satu-satunya!" Geram Papi.


"Papi, jangan gitu ah! Faris pasti punya alasannya, Pi." Kiara masih membela Faris.


"Ya apapun itu alasannya, tidak seharusnya dia pergi begitu saja, ga gentle sekali sebagai laki-laki!"


Baru kali ini Kiara melihat Papinya seperti akan meledak, selama ini ia pikir Papinya itu sangat cuek dan tak mengurusi hal-hal selain pekerjaannya.


Lihat selengkapnya