Sudah satu minggu lamanya Kiara dan Yuda tidak bertegur sapa, semenjak itu juga Mami Sonia yang mengantar jemputnya ke sekolah.
"Kamu bertengkar sama Yuda, Ra?" Tanya Mami saat mereka di jalan menuju sekolah.
"Ga tau Mi." Kiara mengangkat bahunya.
"Kok Yuda sudah ga pernah kerumah? Rahma juga akhir-akhir ga tampak batang hidungnya, Mami chat juga ga dibalas." Ucap Mami penasaran.
"Kamu ga ada masalah sama Yuda kan?" Mami bertanya sekali lagi.
Kiara menghela nafasnya, sebenarnya ia tak ingin membahas Yuda. Sekarang ia dan Yuda bagai orang asing yang tak pernah dekat sebelumnya, akar masalahnya pun sampai saat ini pun tak diketahui.
"Ga tau Mi! Yuda gak bilang apa-apa ke Kiara, dia juga jauhin Kiara sekarang!" Ucap Kiara kesal.
"Kok gitu? Aneh sekali, Mami yakin Yuda itu anak baik dan dia kelihatan sayang sama Kamu."
"Mungkin Mami salah menilai."
"Hmm, nanti Mami akan tanya sama Rahma."
Kiara diam tak menanggapi lagi, ia tak yakin jika Mami melakukan itu bisa membalikkan keadaan seperti dulu.
Sesampainya di sekolah, tepat saat Kiara hendak turun dari mobil Maminya, Yuda lewat dengan sepeda motornya.
"Yuda! Yud… Yuda!" Mami memanggil Yuda dengan membuka kaca mobil, sayangnya anak sahabatnya itu seolah tak mendengar dan hanya melewatinya begitu saja.
"Sudahlah, Mi. Kiara pamit masuk dulu ya." Kiara menyalami Sonia dan segera masuk ke halaman sekolahnya.
Sonia masih diam ditempat, ia mengambil ponselnya dan mencari kontak Rahma disana, ia memutuskan untuk menelpon sahabatnya itu sekarang juga.
Beberapa kali nadanya tersambung, namun tak diangkat olehnya.
"Kenapa ya Rahma seperti menghindariku?" Guman Sonia.
Drrt drrt drrt, ponsel Sonia bergetar. Bukan Rahma yang menelpon, melainkan Andi orang kepercayaannya.
“Hallo, ada apa Andi?”
“Hallo Bu, saya mendapatkan info kalau orang yang ibu cari sekarang tinggal di Kalimantan.”
“Kalimantan?”
“Iya Bu, saya juga mendapatkan info kalo orang tersebut sudah menikah lagi satu tahun yang lalu.”
“Kamu punya alamat dan nomornya?”
“Ada Bu, akan saya kirimkan segera informasi detailnya.”
“Baik, saya tunggu.”
Telpon pun terputus, beberapa menit Sonia menunggu informasi penting yang ia cari selama ini.
Tring!
Pesan masuk yang berisikan informasi tersebut berhasil membuat Sonia terbelalak, tak menyangka jika mereka semua telah mempermainkan putrinya.
"Kurang aj*r" Umpat Sonia, ia memukul stir mobilnya hingga tak sengaja menekan klaksonnya. Tiin!
"Eh ayam-ayam!" Salah seorang guru yang lewat dibuat kaget karena suara klakson mobil Sonia.
Tuk tuk tuk, guru tersebut mengetuk kaca mobil Sonia dan mencoba mengintip siapa yang ada didalamnya, Sonia pun membuka kaca mobilnya.
"Maaf ya, Bu. Saya tadi ga sengaja kepencet klakson." Ucap Sonia merasa tak enak.
"Walah, lain kali jangan gitu ya Bu. Saya hampir jantungan lho!" Gerutu Guru tersebut, tapi omelannya terdengar lucu.
"I.. iya Bu, sekali lagi maaf ya."
"Ya, ya sudah saya masuk dulu. Jangan dibunyikan lagi."
Sonia hanya mengangguk dan tersenyum kecil, setelah melihat sang Guru sudah masuk ke dalam sekolah, ia pun menutup kaca mobilnya dan memutuskan untuk segera pulang kerumah.