Kiara tak sengaja lewat aula sekolah, terdengar petikan gitar dan suara merdu yang sangat ia kenal.
Sampai saat ini tak terpikir olehku
Aku pernah beri rasa pada orang sepertimu
Seandainya sejak awal tak kuyakinkan diriku
Tutur kata yang sempurna, tak sebaik yang kukira
Andai ku tahu semua akan sia-sia
Takkan ku t'rima cinta sesaatmu
Bagaimana dengan aku terlanjur mencintaimu?
Yang datang beri harapan, lalu pergi dan menghilang
Tak terpikirkan olehmu, hatiku hancur karenamu
Tanpa sedikit alasan, pergi tanpa berpamitan
Takkan ku t'rima cinta sesaatmu
Suara Yuda begitu sendu terdengar, setiap kata yang terucap penuh perasaan. Nyanyian Yuda membuat hati Kiara sakit, entah kenapa ia merasakan jika lagu ini untuknya.
"Kiara Lo ngapain?" Mia tiba-tiba saja datang menghampiri Kiara.
"Sst, jangan berisik nanti Yuda tau gue disini dari tadi. Sudah ayo kita pergi aja sebelum orangnya keluar."
Kiara menarik tangan Mia menjauh ruangan aula, sesekali ia menoleh untuk memastikan Yuda masih berada di dalam aula.
"Tunggu deh, gue mau tanya sama Lo." Mia berhenti berjalan.
"Ada apa?"
"Hubungan lo sama Yuda gimana?" Selidik Mia penasaran.
“Rumit.” Jawab Kiara singkat.
“Rumit gimana maksudnya?” Tanya Mia lemot.
Kiara terdiam, ia kembali berjalan ke arah taman menghempaskan bokongnya di kursi. Mia segera menyusul sahabatnya itu dan duduk disebelahnya.
“Tapi lo suka kan sama Yuda?” Mia masih saja bertanya.
“Hmm, kalo pun gue suka sama Yuda juga percuma. Faris sekarang udah balik, dia juga sakit parah. Ga mungkin kan gue mengabaikan Faris gitu aja, kasihan dia."
"Lo masih cinta sama Faris?"
"Ya gue sayang sama Faris."