Kiara dan yang lainnya tengah disibukkan dengan ujian nasional, namun sayangnya Faris tak dapat mengikuti ujian tersebut dikarenakan kesehatannya seringkali drop dan harus masuk rumah sakit.
Berkantong-kantong darah sudah Faris terima untuk bisa memulihkan kadar hemoglobinnya.
Kiara sedang menemani Faris diruang rawat inap, ia sudah tiga hari berada disini.
"Ra, aku capek banget sama penyakit ini." Ucap Faris pelan, matanya menatap kosong.
"Sabar, Ris. Kamu harus semangat, kamu pasti bisa sembuh." Kiara menggenggam tangan Faris erat.
"Aku ngerasa sudah merepotkan banyak orang, aku juga malu sama Yuda."
Flashback On
Bu Maya sedang menulis di papan tulis, suasana hening semua siswa memperhatikan apa yang sedang diajarkan oleh Bu Maya.
Faris mengetuk-ngetukkan jari telunjuknya pada Kiara, sesaat Kiara menoleh dan melihat wajah pucat Faris dan darah yang keluar dari hidungnya.
Kiara seketika langsung panik saat melihat darah yang sangat banyak itu.
"Ris, ayo kita kerumah sakit."Â
Kiara mencoba memapah Faris, Bu Maya sempat terpaku sesaat sebelum ia kena serangan panik begitu juga dengan anak muridnya yang lain.
Mia juga mencoba membantu Faris untuk berdiri.
"Ayo anak-anak bantu Faris." Pinta Bu Maya.
Yuda pun tergerak untuk membantu, ia berjongkok dan meminta Faris naik di punggungnya.
"Buruan."
Faris sempat terdiam, begitu pula Kiara.
"Ayo Faris, naik saja ke punggung Yuda. Biar cepat mendapat penanganan." Pekik Bu Maya.
Faris akhirnya naik ke punggung Yuda, tubuhnya sangat lemah hingga tak punya daya untuk menolak.
Kiara membawakan tas Faris, lalu mereka berlari menuju mobil Faris yang selalu standby menunggu mereka dari pagi hingga pulang sekolah. Hal ini memang sengaja, karena jika disaat urgent Faris bisa segera dibawa kerumah sakit terdekat.
"Ayo, Yud ikuti aku." Kiara berlari sambil menarik ujung lengan baju Yuda, Mia mengikuti mereka dari belakang.
Terlihat Stevan yang baru kembali dari toilet berlarian ke arah mereka.
Kiara mengetuk kaca mobil untuk membangunkan sopir Faris yang tertidur di mobil.
"Pak, ayo antar ke rumah sakit terdekat." Pinta Kiara.
Yuda menurunkan Faris dan membantunya untuk duduk di kursi tengah mobil, Kiara segera duduk di sebelahnya dan juga Stevan yang duduk di sisi satunya.
"Kalian saja yang pergi, aku akan bantu buatkan surat izin untuk kalian." Ucap Mia.
Yuda pun akhirnya ikut mengantar Faris, dia duduk di depan di sebelah sopir. Tak menunggu lama sopir Faris pun langsung tancap gas dan memakai kecepatan tinggi agar cepat sampai di rumah sakit.
Dua orang perawat sigap membawa emergency stretcher—ranjang dorong, Stevan dan Yuda bersama-sama membopong tubuh Faris yang sudah semakin lemah. Satu orang yang berseragam dokter menghampiri Faris yang terkulai lemas di ranjang rumah sakit.