Ohana

A. Tenri Ayu
Chapter #19

Menuntut jawab

Rasaku patah

Cintaku karam

Bahkan,

Sebelum sempat kuperjuangkan

***

"Bagaimana jika_" lama berjibaku dengan dirinya sendiri, fikiran sadar Alinka kini kembali mengambil alih dan segera berlari menemui Jona diruang pribadinya

"Mungkinkah paman Edi terlibat dalam insiden kematian ayah?" telisik Alinka, yang tiba-tiba hadir dibalik pintu, menatap Jona dengan tajam menuntut jawaban.

"Apa maksudmu?" balas Jona bingung

"Arya Winata memberitahuku bahwa_" Alinka menerangkan khidmat, setiap detail kejadian, setiap kata, yang sebelumnya Arya Winata jelaskan padanya secara gamlang.

"Bagaimana mungkin pria itu menuduh paman Edi_" perkataan Jona seketika terpotong akan ingatan muram masa lalunya.

Ingatan samar yang kembali hadir sesaat begitu Alinka menyebut nama Edi.

"Apa rencana ayah sekarang?" tanya Jona kemudian,

"Kita harus memenangkan proyek pembangunan jembatan"

"Perusahaan kian terpuruk dan kita membutuhkan proyek ini, untuk menolak gulung tikar" terang Ari Sanjaya masih dibalik meja, bersama raut yang kian ditekuk seolah sesuatu sangat mengganggunya.

"Apa yang ayah fikirkan?"

"Jangan bilang,"

"Paman Edi_" Telisik Jona menyaksikan bagaimana raut ayahnya yang tidak biasa.

"Tidak ada jalan lain"

"Tapi yah, itu terlalu berbahaya"

"Ini yang terakhir Jona,"

"Ayah janji"

"Saat itu, aku tidak punya solusi yang lebih baik dibanding rencana ayah"

"Jadi meskipun berbahaya, aku mendukung ayah untuk melakukannya" terang Jona, kembali menghadirkan sepenggal ingatan masa lalunya

"Apa yang kau maksud dengan paman Edi?" telisik Alinka masih belum mengerti

"Seperti yang Arya Winata katakan, ayah menyimpan sebuah buku yang berisi transaksi kotor yang ayah lakukan pada beberapa petinggi pemerintah termasuk paman Edi"

"Transaksi kotor?"

"Suap?" tebak Alinka, sulit untuk percaya

"Yah, saat itu perusahaan kian terpuruk dan ayah tidak punya banyak pilihan" balas Jona suram pun diikuti rasa sesal yang membayang

"Itu berarti, paman Edi bisa saja menjadi pelakunya"

"Ia memiliki motif yang jelas untuk melakukan tindakan itu"

"Kau benar,"

"Hanya saja_"

"Bagaimana mungkin paman Edi_" samar Jona yang pun masih begitu sulit untuk mengerti

"Kau mau kemana?" tanya Jona memburu, menyaksikan Alinka yang lagi-lagi bersiap pergi dengan pesat, persis seperti kedatangannya yang tidak terduga

"Menemui Sean"

"What"

Lihat selengkapnya