Tanpa gelap, cahaya tidak berarti
Tanpa luka, cinta tidak berharga
***
Iringan lagu Heley Reinhat mengalun dengan sempurna. Pun kelopak mawar merah yang bertaburan dengan anggun menghiasi altar pernikahan yang didominasi warna putih. Memotong deretan kursi yang berpadu ciamik dengan hiasan bunga-bunga.
Alinka dan Sean sepakat untuk memulai semuanya dari awal, memperbaiki setiap salah, mengobati luka-luka lalu dan memberikan kebahagiaan utuh pada Shem kecil.
Berbeda dari 7 tahun yang lalu, dimana pernikahan mereka digelar tertutup dan sembunyi-sembunyi.
Kali ini, sedikitnya ratusan tamu undangan telah memadati ballroom hotel, ikut memeriahkan acara pun menyuarakan restunya pada sepasang kisah yang pernah patah lalu kembali disembuhkan oleh waktu.
Berjalan anggun lewat gaun putih yang sedang memeluk tubuhnya erat, kejutan tak terduga hadir pada sudut altar.
Menampilkan sosok tegas pun penuh wibawah, melemparkan senyum yang terus saja berbinar pada sudut bibirnya.
Lewat mata yang masih terbelelek tak percaya, sejenak Alinka menghentikan langkah dan menatap lekat sosok Jona dihadapannya.
“Kau datang_” ujar Alinka masih tidak percaya, namun sangat bahagia
“Aku sudah melewatkan pernikahan adikku yang pertama”
“Jadi bagaimana mungkin, aku melakukan kesalahan yang sama” terang Jona ramah, jauh berbeda dari sosoknya beberapa hari yang lalu.