OJI & TEMAN-TEMAN

Ochie
Chapter #7

ACAK KELAS

Hari ini telah memasuki semester dua, banyak wajah baru yang berada di kelas X-3. Salah satunya cewek bertubuh indah yang duduk di samping bangku Oji, namanya Juli. Ada juga dua anak yang berbadan sangat besar, katanya mereka seorang atlit dayung. Oji berpikir mereka bisa dijadikan seorang tukang pukul. Namanya Riswan dan Bima, mereka duduk di bangku paling belakang. Oji kurang percaya kalau Bima adalah seorang atlit dayung. Tidak mungkin, seorang atlit menggunakan kacamata. Memang badannya besar, pantatnya juga besar. Bima memang tidak mengatakan dirinya seorang atlit. Mereka hanya mengira-ngira saja. Mereka belum memperkenalkan diri, Oji mengetahui nama mereka karena Amar berjalan ke bangku mereka dan melihat papan nama mereka.

    “Akan ada lima atlit dayung yang akan memasuki sekolah kita.” Itulah yang dikatakan kepala sekolah pada saat pidato upacara tadi.

      Bell berbunyi, wali kelas X-3 masuk dan menyuruh memperkenalkan diri semua murid baru.

    “Aku pindah karena sekolahku kurang bagus sebelumnya. Nama saya Juli.” Semua murid laki-laki melirik tubuh Juli saat berdiri memperkenalkan diri.

    “Halo teman-teman namaku Bima Sam. Panggil aja aku Bima. Aku suka banget sama vierra, the virgin dan suka lagu-lagu korea.” Dugaan Oji salah. Bima bukan atlit dayung melainkan waria. Tawa memenuhi kelas, karena mereka salah sangka. Balfas sampai tertawa muncrat.

    “Nama saya Riswan, saya seorang atlit dayung.” Gigi Riswan seperti Yaya. Oji dan teman gilanya yang lain, reaksi mereka tidak seperti saat pertama melihat gigi Yaya yang ompong. Mereka dulu tertawa terbahak-bahak melihat Yaya. Coba saja melakukan hal itu ke Riswan, berarti mereka sudah tidak sayang dengan muka mereka sendiri  atau mungkin Riswan bisa membuat gigi mereka persis dengan giginya.

    Bahu Oji menyenggol Balfas, “kenapa kamu tidak ketawa?”

    Bukan hanya siswa pindahan, siswa kelas X lainnya juga ada yang pindah ke kelas X-3. Teman kelas Oji juga banyak pindah ke kelas lain. Ini karena adanya acak kelas. Semua siswa siswi yang mendapat peringkat satu sampai lima dipindahkan ke kelas X-5 atau X-6. Sedangkan penghuni X-5 dan X-6 sebelumnya dilemparkan ke kelas lain secara acak. Tapi tenang, semua teman-teman baik Oji masih setia sama kelas X-3. Wajar, teman baik Oji semuanya bodoh. Oji mendapat sebuah bahan cuci mata setelah kelas diacak. Juli adalah bahan cuci matanya, dadanya sangat besar bagaikan perempuan dewasa.

    Wilda kayaknya akan cukup tenang pada semester ini. Oji dan Balfas punya korban baru untuk diganggu yaitu, Bima. Mudah-mudahan Bima tidak akrab dengan Riswan, harapan Oji dan Balfas untuk menggangunya akan hilang. Siapa yang berani menggangu kalau Bima si waria punya bodyguard seorang anak dayung. Sekolah ini juga jauh lebih keren dari sebelumnya, setiap jam istirahat para murid bisa mendengar sebuah siaran radio langsung dari kelasnya masing-masing. Siaran radionya disiarkan oleh siswa siswi 1994. Jadi hati-hati saja dengan radio sekolah ini, gosip-gosip para murid 1994 bisa disebar luaskan langsung ke seluruh penghuni sekolah.

 

***

 

Sudah satu minggu setelah kelas diacak. Posisi duduk Oji berubah, Oji memutuskan sebangku dengan Juli. Oji tidak pernah merasakan ngantuk jika bersamping duduk dengan Juli. Lekukan dadanya berbeda dengan rata-rata anak SMA. Riswan tidak seburuk yang dibayangkan. Walau badannya besar dan berkulit hitam, dia anaknya juga hobi bercanda. Tapi jangan pernah coba-coba bercanda dengan menghina giginya. Kalau kalian tidak mau seperti anak kelas sebelah yang giginya hilang karena dihajar Riswan. Riswan sangat akrab dengan Oji, Riswan sangat suka cerita desawa yang diceritakan oleh Oji.  Kalau Bima, ternyata dia benar-benar waria. Ke mana-mana selalu sama perempuan.

    “Ganggu si waria yuk njing!” Balfas datang ke bangku Oji. Padahal Oji lagi enak-enaknya melihat Juli tidur.

    “Kamu tidak puas-puas liat anunya Juli dari kemarin?” Juli terbangun mendengar Balfas menyebut namanya.

    “Oji, kamu liat apaku?” Tapi Juli malah tersenyum saat bertanya begitu. Kayaknya dia suka saja dengan tingkah Oji.

    Oji meninggalkan Juli dan berjalan ke Bima yang lagi asik mengobrol dengan teman perempuannya.

    “Kalian tau ngak? berteman sama waria itu berbahaya loh. Kemarin gue nonton berita, ada cowok yang pura-pura jadi waria. Dia pengen aja dapat kesempatan. Contohnya, melihat kalian ganti baju atau mandi bareng sama kalian.” Oji menakut-nakuti perempuan yang bergaul sama Bima. Bukan menakut-nakuti.

    “Iya waria itu mahluk yang sangat berbahaya, hati-hati kalian diperkosa sama Bima.” Sambung Balfas. Anak-anak yang lain, sangat asik tertawa melihat aksi Oji bersama Balfas.

    Bima berdiri dari tempat duduknya, “Aku mau lapor kalian berdua, aku gak terimaaaa!”

    Balfas menarik Bima ke belakang kelas. Karena sebentar lagi, Oji akan melakukan sebuah aksi yang tidak boleh dilihat oleh perempuan. Sekarang sudah banyak yang terlibat, bukan hanya Oji dan Balfas lagi. Anak-anak yang lain, memukul pantat Bima dan ada juga yang meremas dada Bima.

    “Bima kalau kamu lelaki sejati, coba liat ini.” Oji sambil menurunkan gesper celananya.

    Bima menutup matanya, dia sangat takut melihatnya.

    “Oji jorooooook!” Devi yang masih tetap memperhatikan Oji di belakang kelas.

    Wilda dengan diam-diam membalikkan kepalanya ke belakang kelas. Wilda sepertinya tertarik melihat celana dalam Oji.

    Hanya Reni si kungfu panda, seorang cewek yang masih setia menikmati aksi Oji. Wajalah, si Reni sudah menganggap dirinya sebagai laki-laki.

    “Perkosa Bima! perkosa Bima!” Anak-anak yang lain semakin menggila.

    Bima ditidurkan di lantai kelas. Cukup susah menidurkannya, badan Bima sangat besar. Anak-anak yang lain saling mendorong untuk menindih Bima yang sedang berbaring di lantai. Yaya adalah korban pertama yang terjatuh. Disusul teman-teman yang lain. Terjadi sebuah tumpukan siswa yang saling menindis. Untung Oji berada di tumpukan yang tidak terlalu di bawah. Fitrah dan Alam yang badannya sangat besar malah dia yang paling atas. Semua orang berteriak kesakitan sambil tertawa. Suara Amar paling ribut, dia juga berada tepat di atas Oji. Amar berteriak tepat di telinga Oji. Air liur juga banyak yang menetes di tumpukan orang yang saling menindis.

    Fitrah dan Alam sudah puas menindis orang di bawahnya, Fitrah dan Alam bangun dan disusul sama anak-anak yang lain. Badan Oji sangat sakit. Yaya masih berbaring di tubuh Bima yang sexy. Bima melemparkan Yaya ke lantai, Bima langsung berlari keluar dari kelas. Bima ingin melapor. Tapi ada apa dengan yaya, dia belum bangun. Yaya masih tetap berbaring di lantai.

    “Coba dengar detak jantungnya. Bunyi tidak?” Yaya badannya paling kecil dan berada di tumpukan paling bawah. Sangat luar biasa.

    “Iya masih bunyi kok, si ompong ini masih hidup.” lalu Yaya diangkat ke bawah meja, Supaya jasadnya tidak ketahuan sama guru yang sebentar lagi memasuki kelas.

Lihat selengkapnya